KOMPAS.com - Pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki lebih dari dua pekan lalu mengguncang dunia.
Sejak saat itu, berbagai teori bermunculan terkait pembunuhan jurnalis yang bermukim di Amerika Serikat itu.
Perkembangan terbaru, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, pembunuhan Khashoggi sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Erdogan Ingin Para Pembunuh Khashoggi Diadili di Turki
Namun, hingga hampir tiga pekan skandal ini bergulir ada sejumlag pertanyaan yang hingga saat ini belum terjawab.
Sejumlah laporan, salah satunya diklaim Turki, menyebut bahwa jari-jari tangan Khashoggi dipotong saat dia masih hidup.
Kemudian tubuhnya dimutilasi dengan menggunakan gergaji setelah pria itu dipastikan tewas.
Diduga, potongan tubuh Khashoggi dikeluarkan dari gedung konsulat Saudi tetapi hingga saat ini tidak diketahui nasib jenazah Khashoggi.
Sejumlah spekulasi menyebut, potongan tubuh Khashoggi kemungkinan dibuang di Turki atau diterbangkan keluar dari negara itu.
Aparat keamanan Turki sudah mencari di sejumlah lokasi termasuk hutan Belgrade dan kota Yalova, tetapi hasilnya nihil.
Misteri inilah yang kemudian membuat Presiden Erdogan mendesak para penguasa Saudi menjelaskan apa yang terjadi dengan jenazah Khashoggi.
Muncul klaim bahwa para elite Saudi terlibat langsung atau setidaknya mengetahui rencana menghabisi nyawa Khashoggi.
Baca juga: Dibayangi Skandal Khashoggi, Konferensi Investasi di Riyadh Dibuka
Sejauh ini, Riyadh membantah putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman terlibat atau mengetahui pembunuhan Khashoggi.
Erdogan menegaskan tidak bisa menerima penjelasan Riyadh terkait pembunuhan Khashoggi dan meminta penjelasan dari pemerintah Saudi.