Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Panah di Mulut, Pria Ini Masih Kejar Pelakunya Selama 1 Jam

Kompas.com - 22/10/2018, 17:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang polisi hutan di Kenya harus berjibaku dengan rasa sakit ketika memburu pelaku yang sudah memanah dirinya.

Dilaporkan Daily Mirror Senin (22/10/2018), William Hofmeyr tengah berpatroli ketika dia menemukan seseorang dari suku Maasai tidur di bawah pohon.

Dia mendekati orang itu dan memperingatkannya agar tak berada di kawasan terbuka karena ditakutkan bakal menjadi mangsa singa.

Baca juga: Mortir dan Anak Panah Diamankan dari Rumah Terduga Teroris di Kemayoran

Hofmeyr tak sadar jika ada orang kedua yang membidiknya.Tiba-tiba sebatang anak panah melesat dan menembus pipi kanannya.

Meski terluka, pria 51 tahun itu langsung menaiki Toyota Landcruiser yang dia beri nama Si Buas, dan mengejar pelaku yang melarikan diri.

"Saya tidak bisa meminta bantuan karena banyaknya darah di mulut saya. Jadi saya memutuskan untuk mengejar si pelaku sendiri," terang Hofmeyr.

Berpengalaman selama 35 tahun baik di militer maupun kepolisian konvensional, ayah tiga anak itu begitu percaya diri bisa menangkap pelakunya.

Dia melakukan perburuan selama satu jam sebelum harus menyerah dengan rasa sakit yang semakin mendera, dan mencari klinik terdekat.

Ketika menemukan klinik, dokter maupun perawat yang sedang bertugas hanya bisa menganga ketika melihat panah yang tertancap.

Dokter dan perawat berusaha mengeluarkan panah dari mulut Hofmeyr yang membuatnya semakin kesakitan dan darah keluar makin banyak.

"Pada akhirnya saya berkata saya bakal melakukannya sendiri. Saya mencabut panah itu dan langsung menyerahkannya kepada perawat," ujar dia.

Hofmeyr menjelaskan, panah yang menembus mulutnya sangat tajam. Dia mengaku bersyukur karena untungnya, panah itu tak dilumuri racun.

Hofmeyr percaya, insiden itu merupakan upaya pembunuhan mengingat dia merupakan Kepala Polisi Hutan di Balai Konservasi Olarro.

"Saya yakin ada yang berusaha membunuh saya. Sebab, ada yang menghargai kepala saya serta wakil saya, Justin Mathews," ujar Hofmeyr.

Juru bicara Kepolisian Majimoto menuturkan penyelidikan sedang dimulai. Hofmeyr melanjutkan dia juga mendapat bantuan dari warga suku Maasai.

Baca juga: Terduga Teroris Akan Serang Mako Brimob dengan Panah Bom

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com