Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kasus Khashoggi, Jerman Berniat Menunda Jual Senjata ke Saudi

Kompas.com - 22/10/2018, 15:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan niat menangguhkan penjualan persenjataan ke Arab Saudi buntut tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi.

Pernyataan Merkel terjadi beberapa jam setelah Jerman, Inggris, dan Perancis mengeluarkan keterangan bersama menekankan pentingnya adanya klarifikasi atas kasus Khashoggi.

"Yang pertama, tentu kami sangat mengecam insiden ini," ujar Merkel sebagaimana diberitakan Russian Today Minggu (21/10/2018).

Baca juga: Jamal Khashoggi Ditelepon Putra Mahkota Saudi Sebelum Dibunuh

Dalam keterangan kedua, kanselir berusia 64 tahun itu menyebut terdapat kepentingan mendesak untuk segera mengungkap pembunuh Khashoggi.

"Karena itu, saya sepakat sudah saatnya mengurangi penjualan senjata ke Saudi. Ekspor itu tak dapat dilakukan dalam situasi seperti ini," tutur dia.

Menteri Luar Negeri Heiko Mass menyatakan seperti dikutip AFP, tidak ada anjuran untuk tak menjual senjata ke Saudi setelah kasus Khashoggi mencuat.

Kementerian Ekonomi memaparkan, tahun ini Jerman menyetujui penjualan senjata ke Riyadh sebesar 416,4 juta euro, atau Rp 7,2 triliun.

Nominal tersebut, diulas Deutsche Welle, menempatkan Saudi sebagai konsumen senjata Jerman terbesar kedua setelah Aljazair.

Merkel menambahkan, dia bakal berdiskusi dengan para negara sahabat tentang koordinasi menyikapi jurnalis berusia 60 tahun tersebut.

Sebelumnya, Khashoggi dilaporkan menghilang ketika mendatangi gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz 2 Oktober lalu.

Awalnya Saudi bersikukuh bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung. Namun, pendapat berbeda disuarakan sumber penyelidik Turki.

Mereka menyatakan bahwa Khashoggi dibunuh dalam gedung, dan mengklaim telah mengamankan bukti rekaman pembunuhan kontributor The Washington Post itu.

Media Turki memberitakan rekaman di mana Khashoggi dibunuh 15 orang, dan mayatnya dimutilasi serta dimasukkan ke dalam 15 kantong plastik.

Setelah itu spekulasi berkembang di mana muncul teori potongan jenazah jurnalis 60 tahun tersebut dihancurkan menggunakan cairan asam yang bereaksi sangat kuat.

Puncaknya pekan lalu, Pemerintah Saudi menyatakan Khashoggi tewas dalam sebuah pertikaian. Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir menyampaikan permintaan maaf kepada keluarganya.

"Ini merupakan operasi kejahatan. Jelas ada kesalahan besar yang dibuat. Ini tidak dapat diterima di pemerintahan mana pun," ujar Jubeir.

Khashoggi, yang notabene mantan penasihat pemerintah, melarikan diri dari Saudi dan tinggal di Amerika Serikat (AS) sejak September 2017.

Dalam ulasannya di The Post, Khashoggi acap mengkritik kebijakan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman maupun keterlibatan Saudi di Yaman.

Baca juga: Turki Yakin Pengawal MBS Bawa Potongan Tubuh Khashoggi ke Riyadh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com