Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia: Rencana AS Tinggalkan Kesepakatan Senjata Nuklir Langkah Berbahaya

Kompas.com - 21/10/2018, 22:09 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bakal meninggalkan perjanjian senjata nuklir era Perang Dingin sebagai langkah yang berbahaya.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menuduh Washington telah mempertaruhkan penghukuman internasional hanya demi mendapat supremasi total di bidang militer.

"Ini akan menjadi langkah yang sangat berbahaya," kata Ryabkov, Minggu (21/10/2018), seperti dilansir AFP.

Ryabkov bersikeras bahwa Moskwa telah mengawasi secara ketat Kesepakatan Persenjataan Nuklir Jarak Menengah atau yang dikenal dengan INF, yang telah berlangsung selama tiga dekade.

Dia juga menuduh Washington telah melakukan pelanggaran yang mencolok.

Baca juga: AS Berencana Akhiri Perjanjian Senjata Nuklir Era Perang Dingin dengan Rusia

Kini, Ryabkov mengharapkan kepada pemerintah AS akan dapat memberikan penjelasan secara lebih lengkap dan jelas tentang rencana yang disampaikan Trump.

Sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan bahwa AS akan meninggalkan kesepakatan tersebut dengan menuduh Rusia telah sejak lama melanggar perjanjian.

"Rusia telah melanggar perjanjian itu selama bertahun-tahun. Kami tidak akan membiarkan mereka melanggar perjanjian nuklir dapat bebas dan melakukan (pengembangan) senjata sementara kami tidak bisa," kata Trump.

Pernyataan Trump tersebut mengacu pada peluncuran misil 9M729 buatan Rusia yang dianggap Washington mampu mencapai jarak lebih dari 500 kilometer, sehingga melanggar kesepakatan INF.

Kesepakatan INF melarang negara penanda tangan untuk mengembangkan misil bermuatan nuklir yang mampu menjangkau jarak 500 hingga 5.500 kilometer.

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Presiden AS Ronald Reagan dengan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987.

Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton, akan tiba di Moskwa pada Minggu (21/10/2018) malam dan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Pertemuan itu disebut akan membahas rencana pertemuan kedua antara Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Putin: Jika Diserang, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com