Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Damar Juniarto
Praktisi Demokrasi Digital

Executive Director SAFEnet, alumni IVLP 2018 Cyber Policy and Freedom of Expression Online, pendiri Forum Demokrasi Digital, dan penerima penghargaan YNW Marketeers Netizen Award 2018.

Hukuman Setimpal bagi Agitator Online

Kompas.com - 21/10/2018, 09:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Neil Heslin, yang putranya berusia 7 tahun, Jesse Lewis, juga tewas di Sandy Hook mengatakan Alex Jones pada berbagai waktu telah mengklaim penembakan itu adalah tipuan yang dipentaskan oleh pemerintah federal dengan menggunakan aktor untuk berperan sebagai orang tua korban dalam upaya untuk menyamarkan kebenaran, dan dengan demikian mendorong aktivis anti-senjata.

Alex Jones akhirnya harus menghadapi 9 tuntutan hukum defamasi dari orang tua anak-anak yang meninggal dunia. Mereka tidak terima pada tudingan-tudingan tanpa dasar itu.

Namun Alex Jones lewat pengacaranya berdalih bahwa apa yang dilakukannya itu dilindungi oleh kebebasan berbicara sesuai amandemen pertama konstitusi Amerika.

Keruan, jagat pembicaraan menjadi keruh sekali antara pro dan kontra pada peristiwa ini. Bahkan mencuat wacana menjadikan Alex Jones sebagai martir kebebasan berekspresi sebagai balasan bahwa apa yang dilakukannya telah mencemarkan nama baik para orang tua korban.

Agitator online

Sebenarnya saya gatal sekali untuk menyatakan Alex Jones bukanlah pelaku defamasi ataupun tokoh kebebasan ekspresi sebagaimana diskusi yang ramai di Amerika Serikat, tetapi lebih pas menyebut dirinya sebagai agitator online.

Agitator online dapat didefinisikan sebagai orang yang menggunakan perangkat digital untuk melakukan tindakan hasutan kepada orang banyak untuk melakukan penolakan, huru-hara, pemberontakan.

Bila kita menggali informasi lebih dalam, kita akan menemukan bahwa tudingan penembakan Sandy Hook bukan satu-satunya kelakuan Alex Jones. Lewat kanal media yang sama, Alex Jones pernah menyebut Hillary Clinton sebagai “setan” dan menuduh bahwa Uber dan layanan kesehatan di AS dikendalikan oleh “mafia Yahudi”.

Sehingga dalam konteks komunikasi, apa yang dilakukan Alex Jones adalah sebuah upaya agitasi politik yang terkait dengan kepentingan pemilihan umum di Amerika belum lama ini.

Alex Jones adalah agitator online yang secara sengaja mengangkat sentimen-sentimen rasis, sensasional, di dalam masyarakat Amerika yang multi-kultural sebagai bagian dari memobilisasi pilihan politik warga.

Ketika ia mem-framing peristiwa penembakan Sandy Hook sebagai sandiwara, ia tidak membasiskan dirinya dengan argumen-argumen ilmiah, melainkan melakukan pelintiran dengan cara membohongi publik bahwa Amerika aman-aman saja dan ini ulah negara Federal yang saat itu didominasi oleh kekuatan partai Demokrat dan aktivis anti-senjata untuk mencabut kebijakan pemilikan senjata di Amerika.

Teknik memelintir dengan kebohongan itu adalah caranya untuk menghasut para pendengar dan pengagumnya bahwa ada yang salah dengan Amerika bila tidak dipimpin oleh orang yang tepat.

Orang yang tepat dalam pikiran Alex Jones adalah Donald Trump, yang memang pernah diundang menjadi narasumber di infowars.com dan bahkan memuji Alex Jones secara lugas sebagai “orang penting”.

Karena itu, memidanakan Alex Jones dengan jerat hukum defamasi sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua korban Sandy Hook kurang tepat, namun dengan menempatkannya sebagai agitator online yang telah menyebarkan kebencian kepada lawan politik akan lebih sesuai dengan konteks komunikasi politik modern di Amerika.

Kalau kalangan akademisi dan praktisi hukum Amerika berani mengambil garis tegas antara mana yang termasuk dalam kebebasan berekspresi dan mana yang tidak, terutama yang dilakukan agitator online ini, maka akan membuka jalan terobosan penting untuk melihat aktor-aktor lain di luar Alex Jones. Sebut saja, Stephen K. Bannon dari Breibart News.

Bannon adalah tokoh penting di situs web yang mengkhususkan diri menjadi platform bagi kelompok kanan di Amerika ini dan pada tahun 2016 berperan penting membentuk heroisme Donald Trump dengan slogan “Make America Great Again” itu. Selain nama itu, ada lagi sejumlah orang di balik akun-akun troll yang masih berkeliaran di ranah online.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com