TEHERAN, KOMPAS.com - Ketua Jaksa Penuntut Iran Mohammad Jafar Montazeri memberi pernyataan melarang perempuan untuk datang ke stadion menonton pertandingan sepak bola.
Dia mengomentari keputusan otoritas Iran yang melarang sekelompok kecil perempuan datang ke Stadion Azadi Teheran saat Iran melawan Bolivia Selasa (16/10/2018).
Baca juga: Larangan Wanita Masuk Stadion Bikin Fotografer Ini Panjat Atap Rumah
Diwartakan Radio Free Europe Kamis (17/10/2018), Montazeri mengancam bakal mengambil tindakan jika perempuan masih diperkenankan datang ke stadion.
Kepada media Mehr, Montazeri berujar keberadaan perempuan di dalam stadion berbahaya. Tidak ada agama manapun yang membenarkannya.
"Ketika perempuan datang ke stadion dan melihat pria setengah telanjang, jelas itu merupakan sebuah dosa," keluh Montazeri.
????? ???? ???? ?? ???? ???????? ???? ????? ???? #?????? ????? ? ?????? ?? #???????_????? ?????.
#????_??_?????? pic.twitter.com/Sc7gkESiqy
— ?????? ?????? (@ebtekarm_ir) October 16, 2018
Dia melanjutkan, untuk langkah awal otoritas berwajib bakal memberi nasihat sekaligus peringatan. Jika diulangi, baru diambil tindakan.
Kalangan konservatif mengklaim perempuan dilarang ke stadion dikarenakan para penonton maupun pemain kerap berkata kasar, dan sering pemain melepas kausnya.
Sementara pimpinan Garda Revolusi Iran Abdullah Hajj Sadeqi sempat membuat publik terkejut ketika menempatkan penjaga untuk melarang perempuan masuk stadion.
Dia beralasan jika dibiarkan, maka ada peluang di masa depan di mana perempuan bisa duduk berbaur dengan pria saat menonton.
"Kami tidak boleh kehilangan iman kami dan tentu saja, kami harus khawatir dengan perkembangan perilaku sosial saat ini," ujar Sadeqi dilansir Al Arabiya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.