"Pemerintahan Trump adalah bagian dari masalah, bukan solusi," kata Erekat dalam sebuah pernyataan.
Sementara para pendukung pro-Israel memuji keputusan itu dengan menyebutnya sebagai penegasan sikap AS yang mengakui seluruh Yerusalem sebagai bagian dari Israel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert membela keputusan penggabungan dan menjamin Unit Urusan Palestina yang baru di dalam kedubes di Yerusalem akan mempertahankan hubungan dengan Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem sama seperti sebelumnya.
"Kami menghargai hubungan kami dengan warga Palestina. Kami harap untuk melanjutkan kemitraan dan dialog dengan mereka, dan di masa depan, dengan kepemimpinan Palestina," ujarnya melalui akun Twitter.
Baca juga: Turki Ubah Nama Jalan di Depan Gedung Baru Kedubes AS Jadi Malcolm X
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.