WASHINGTON, KOMPAS.com - AS akan menggabungkan konsulatnya untuk Palestina di Yerusalem dengan kedutaan besar untuk Israel yang baru. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, pada Kamis (18/10/2018).
Pompeo mengatakan, kantor Konsulat Jenderal AS untuk menangani segala urusan dengan Palestina yang semula berdiri sendiri, akan diganti dengan Unit Urusan Palestina di dalam kedutaan Israel yang ada di Yerusalem.
Langkah penggabungan tersebut dilakukan setelah penutupan misi Palestina di Washington bulan lalu.
Meski demikian Pompeo membantah bahwa keputusan itu berkaitan dengan adanya perubahan hubungan AS dengan Otoritas Palestina.
"Keputusan ini didorong oleh upaya global untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasi kami dan bukan sinyal perubahan kebijakan AS di Yerusalem, Tepi Barat atau pun Jalur Gaza," kata Pompeo dalam pernyataannya.
Baca juga: Seorang Pria Berupaya Meledakkan Bom di Luar Kedubes AS di Mesir
Pompeo mengatakan bahwa AS tetap dalam posisi tidak memihak terhadap bagaimana kesepakatan perdamaian antara Israel dengan Palestina akan dibentuk.
"Pemerintah sangat berkomitmen untuk tercapainya perdamaian yang kekal dan menyeluruh yang menawarkan masa depan lebih cerah bagi Israel maupun Palestina," tambahnya dilansir AFP.
Dengan keputusan tersebut AS juga menjadi satu-satunya negara tanpa kantor perwakilan khusus untuk Palestina.
Menanggapi keputusan AS, Pimpinan Palestina mengecam dengan menyebutnya sebagai langkah ideologis.
Sekretaris Jendeal PLO, Saeb Erekat mengatakan, keputusan menutup konsulat AS untuk Palestina akan memberi imbalan terhadap pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan Israel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.