Sementara itu, mantan kekasih pelaku penembakan yang menewaskan 20 orang di sekolah di Crimea menyatakan, pelaku beraksi atas dorongan balas dendam terhadap bullying.
"Dia kehilangan kepercayaan pada orang lain saat teman-teman sekelasnya mulai mempermalukan dia karena berbeda," kata perempuan bernama Zlata kepada Russia Today.
"Vladislav selalu bercerita tentang seringnya dia berkelahi dengan orang-orang di sekitarnya," ujar remaja berusia 15 tahun tersebut.
Gadis itu putus dengan Roslyakov sebelum terjadinya penembakan massal. Namun, dia mengaku mantannya itu tertarik dengan hal-hal terkait menembak.
Baca juga: Putin: Penembakan Massal di Crimea Efek dari Insiden Tragis di AS
"Saya minta maaf kepada orang-orang yang ditembak, dan saya sangat berduka karena dia bunuh diri. Dia merupakan teman yang sangat baik," ucapnya.
Aksi penyerangan oleh pelajar yang tidak puas dengan sekolah dan perguruan tinggi pernah menjadi berita utama sebelumnya di Rusia.
Pada Januari lalu, seorang siswa menyerang guru dan teman-teman sekolahnya dengan kapak di Siberia. Dia juga berupaya membakar gedung sekolah.
April 2018, pelajar menikam guru dan seorang murid lainnya di Pegunungan Ural dan kemudian membakar ruang kelas.
Baca juga: Benci Sekolah dan Guru, Begini Sosok Pelajar Rusia yang Menembak Brutal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.