Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ervan Hardoko
wartawan

Wartawan, peminat isu-isu luar negeri dan olahraga, meski tidak gemar berolahraga

Raibnya Jamal Khashoggi dan Pertaruhan Citra Pangeran MBS

Kompas.com - 19/10/2018, 11:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hilangnya Khashoggi dan citra MBS

Bebasnya Khashoggi mengkritik kebijakan Pangeran MBS lewat tulisan-tulisannya tentu menggelisahkan sang pangeran karena sudah barang tentu akan merugikan dirinya.

Namun, membungkam Khashoggi tentu bukan perkara mudah sebab nama sang jurnalis yang sudah mendunia dan kedekatannya dengan banyak tokoh membuat penanganan Khashoggi harus dilakukan dengan cara amat hati-hati.

MBS paham dia tak boleh gegabah menangani Khashoggi sehingga jika benar sang jurnalis tewas dibunuh di konsulat Saudi, hal itu bisa menghancurkan citra internasional MBS.

Baca juga: Polisi Turki Perluas Pencarian Jurnalis Saudi yang Hilang ke Hutan

Namun, itulah yang terjadi pada 2 Oktober 2018, saat Khashoggi melangkahkan kakinya ke kantor konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen-dokumen rencana pernikahannya di Turki.

Khashoggi tak kunjung keluar dari gedung konsulat itu dan hilangnya sang jurnalis menjadi skandal internasional.

Meski belum jelas benar apakah Khashoggi benar-benar dibunuh, Pemerintah Turki mengklaim memiliki rekaman audio interogasi hingga pembunuhan Khashoggi di gedung konsulat.

Selain itu, berbagai media Turki juga membeberkan sejumlah dugaan yang dilengkapi foto keterlibatan agen-agen Saudi dalam hilangnya Kashoggi.

Kecurigaan menjurus pada Pangeran MBS karena dalam sejumlah foto yang dipublikasikan media Turki, tujuh dari 15 orang yang disangka membunuh Khashoggi adalah para pengawal Pangeran MBS.

Meski tidak langsung, bukti-bukti ini memunculkan dugaan Pangeran MBS memerintahkan atau setidaknya mengetahui rencana penghilangan Jamal Khashoggi.

Tentu saja Pemerintah Saudi membantah keterlibatannya dalam skandal ini, tetapi agaknya bantahan tersebut sulit diterima dunia internasional.

Tekanan agar Saudi menjelaskan duduk perkara masalah ini terus menguat, apalagi belakangan AS yang awalnya terus mendukung Saudi mulai terlihat mengurangi sokongannya.

Tekanan semakin kuat bagi Pangeran MBS setelah kasus hilangnya Khashoggi berpotensi membatalkan sebuah konferensi investasi internasional di Riyadh yang bakal digelar pada 23-25 Oktober mendatang.

Tanda-tanda batalnya acara itu terlihat setelah para menteri keuangan dan ekonomi tiga negara Eropa dan Amerika Serikat menyatakan batal hadir.

Keputusan sama juga diambil puluhan direktur dan CEO perusahaan ternama di dunia yang awalnya sudah dipastikan hadir dalam konferensi itu.

Jika konferensi ini batal maka akan menjadi tamparan keras terhadap Pangeran MBS dan terutama keinginannya mewujudkan Visi 2030-nya.

Selain itu, jika terbukti mendalangi pembunuhan Khashoggi, citra MBS sebagai sosok reformis dan demokratis akan lenyap tak berbekas.

Kini, Pemerintah Saudi tengah menyiapkan berbagai skenario untuk menyelamatkan muka sang pangeran, termasuk mempersiapkan sosok yang akan dijadikan kambing hitam dalam masalah ini.

Baca juga: Berbeda, Begini Media Saudi Beritakan Hilangnya Jurnalis di Turki

Jika dunia memercayai skenario itu, MBS dan visinya akan selamat. Namun, jika tidak, niat MBS untuk memodernisasi perekonomian negerinya kian jauh panggang dari api.

Semua hanya karena satu orang, Jamal Khashoggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com