Siapa Jamal Khashoggi?
Lalu apa urusanya dengan Jamal Khashoggi? Pria ini memulai kariernya bukan di bidang jurnalistik.
Di awal kariernya, Khashoggi adalah manajer regional toko buku Tihama pada 1983-1984 sebelum menjadi koresponden bagi Saudi Gazette di asisten manajer harian Okaz pada 1985-1987.
Setelah menjadi koresponden asing bagi beberapa negara, Khashoggi kemudian menjadi Wakil Pemimpin Redaksi Arab News mulai 1999-2003.
Baca juga: Jamal Khashoggi Hilang, Konferensi Investasi Riyadh Terancam Batal
Setelah sempat menjadi Pemimpin Redaksi Harian Al Watan, Khashoggi kemudian bekerja untuk Kementerian Informasi Arab Saudi.
Dia kemudian dipecat pada Mei 2003 karena dia mengizinkan seorang kolumnis mengkritik cendekiawan Islam Ibn Taymiyya yang dianggap sebagai pendiri aliran Wahabi.
Insiden ini membuat Khashoggi dikenal dunia Barat sebagai sosok liberal progresif di Saudi yang konservatif.
Usai dipecat, Khashoggi kemudian bekerja untuk Pangeran Turki al-Faisal di London dan menjadi staf medianya saat sang pangeran menjadi duta besar di Amerika Serikat.
Pada April 2007, Khashoggi untuk kedua kalinya menjadi pemimpin redaksi harian Al Watan dan sekali lagi harus mundur.
Penyebabnya adalah dia memuat sebuah kolom karya penyair Ibrahim al-Almaee yang mempertanyakan dasar-dasar Salafi pada Mei 2010.
Alhasil, Khashoggi dipaksa mundur dari posisinya itu. Meski demikian, Khashoggi masih menjalin hubungan baik dengan para elite Saudi termasuk dinas intelijennya.
Pada 2015, Khashoggi meluncurkan stasiun televisi kabel Al-Arab yang berbasis di Bahrain karena tidak boleh ada stasiun televisi berita swasta yang beroperasi di wilayah Saudi.
Berdirinya stasiun televisi itu disokong miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal yang bekerja sama dengan Bloomberg Television.
Sayangnya, stasiun televisi ini hanya mengudara 11 jam sebelum dibredel Pemerintah Bahrain.
Pada Juni 2017, Khashoggi pindah ke AS dan mulai menulis untuk harian The Washington Post.
Di sana Khashoggi kerap menulis kritikannya terkait sejumlah kebijakan Arab Saudi khusunya kebijakan Pangeran MBS.
Beberapa hal yang dikiritiknya adalah blokade terhadap Qatar, sengketa dengan Lebanon, sengketa diplomatik dengan Kanada, serta pembungkaman terhadap media dan kelompok yang berbeda pendapat.
Baca juga: Tulisan Terakhir Jurnalis Saudi Jamal Khashoggi yang Hilang di Turki
Tak selalu mengkritik, Khashoggi juga mendukung kebijakan MBS saat mengizinkan perempuan mengemudi, tetapi dia mengecam penangkapan aktivis perempuan Loujain al-Hathloul.
Kashoggi juga mengkritik petualangan militer Saudi di Yaman yang memang merupakan keputusan Pangeran MBS.
Bersambung ke halaman berikutnya: Hilangnya Khashoggi dan citra MBS