Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Jika Diserang, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir

Kompas.com - 19/10/2018, 11:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SOCHI, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bakal mengerahkan senjata nuklir jika negaranya mendapat serangan.

Pernyataan itu disampaikan Putin dalam forum kebijakan internasional di Sochi, sebagaimana diwartakan Sky News Kamis (18/10/2018).

Presiden berusia 66 tahun itu berujar, senjata nuklirnya langsung diluncurkan jika sistem peringatan mendeteksi adanya serangan rudal.

Baca juga: Putin: Penembakan Massal di Crimea Efek dari Insiden Tragis di AS

"Pihak penyerang bakal tahu bagaimana balasan kami. Jika ada satu serangan saja ke wilayah Rusia, maka kami bakal membalas," tegas Putin.

Russian Today mengulas, doktrin Rusia mengizinkan mereka untuk menggunakan nuklir dalam konflik konvensional. Namun, penggunaan itu dilaksanakan jika mereka eksistensi mereka terancam.

Putin melanjutkan, dia mengakui aksi itu bakal berdampak kepada kemusnahan global. Namun, dia menggarisbawahi pernyataan bahwa "Rusia tak memulainya".

"Kami jelas adalah korban dari agresi itu, dan bakal naik ke surga sebagai martir. Sedangkan penyerang bakal terbunuh lebih dahulu," ujar Putin.

Maret lalu, Putin memperkenalkan adanya enam senjata strategis baru. Antara lain rudal penjelajah berkekuatan nuklir dan drone.

Rudal bernama Avangard tersebut merupakan rudal hipersonik yang diklaim bisa melaju hingga 20 kali kecepatan suara.

Rudal tersebut diklaim bisa menghantam target manapun hanya dalam waktu 1,5 jam, dan mampu bermanuver dalam kecepatan tertinggi.

Kemampuan yang dimiliki Avangard membuatnya diklaim tidak bisa dihentikan oleh sistem pertahanan paling canggih di dunia ini.

"(Avangard) ini merupakan senjata terkuat. Saya tidak yakin ada negara yang bisa membangun rudal berkecepatan di atas Mach 20 dalam beberapa tahun mendatang," kata Putin saat itu.

Pemimpin berusia 65 tahun tersebut sempat berujar, Avangard bakal meledakkan targetnya laksana meteor ataupun bola api.

Rudal yang bisa diisi hulu ledak nuklir maupun konvensional itu telah menjalani dua kali uji coba pada 2016 yang lalu.

Sementara drone bisa membawa hulu ledak nuklir dan menghantam targetnya baik itu kapal induk maupun fasilitas militer lepas pantai.

Baca juga: Tingkat Kepercayaan Rakyat Rusia terhadap Putin Capai Titik Terendah sejak 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com