Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Pu Yi, Kaisar Terakhir China

Kompas.com - 17/10/2018, 22:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber wikipedia

3. Upaya Restorasi yang Gagal dan Pengusiran
Di 1917, panglima kuat bernama Zhang Xun mencoba mengembalikan kembali kekaisaran dengan melaksanakan Restorasi Manchu.

Zhang memerintahkan pasukannya untuk mempertahankan que, atau gaya rambut Dinasti Qing, untuk memperlihatkan loyalitas kepada kaisar.

Usaha mereka terhenti setelah republik mengirim pesawat tempur yang menjatuhkan bom di Kota Terlarang, dan menyebabkan kerusakan kecil.

Kebijakan Beijing merupakan peristiwa pengeboman pertama di Asia Timur. Upaya tersebut gagal selain karena sikap oposisi, juga intervensi panglima lain, Duan Qirui.

Baca juga: Tersesat di Kota Terlarang, Turis Lansia Jalan Kaki Sejauh 100 Km

Selama di Kota Terlarang, perkenalan Puyi dengan negara asing adalah melalui seorang pria Inggris bernama Sir Reginald Johnston.

Tiba di Kota Terlarang pada 3 Maret 1919, Johnston mengenalkan Puyi tidak hanya negaranya, namun juga buku China dengan gaya penulisan baru.

Mendapat buku dan majalah itu menginspirasi Puyi yang mengguratkan tulisannya dalam sebuah puisi anonim dalam publikasi China Baru.

Johnston juga mengenalkan teknologi seperti sepeda, film, maupun telepon kepada kaisar terbuang itu, yang segera terpengaruh dengan budaya Barat.

Dia memotong gaya rambut que, dan mulai mengenakan pakaian ala Barat, serta meminta kasimnya untuk mulai memanggilnya Henry.

23 Oktober 1924, Panglima Feng Yuxiang mengambil alih Beijing dalam sebuah kudeta, dan mengumumkan pembatalan Artikel Penanganan Kaisar.

Keputusan itu tidak hanya menghapuskan segala hak khusus yang diterima Puyi. Namun juga membuatnya sebagai warga sipil, dan terusir dari Kota Terlarang.

Diusir dari istananya, Puyi sempat tinggal di rumah ayahnya selama beberapa hari sebelum menuju Kedutaan Besar Jepang di Beijing, dan tinggal di Tianjin pada 23 Februari 1925.

Baca juga: Memoar Kaisar Hirohito tentang Perang Dunia II Terjual Rp 3,7 Miliar

4. Menjadi Penguasa Boneka Manchukuo
September 1931, Puyi mengirim surat kepada Menteri Perang Jepang Jiro Minami. Menyatakan keinginannya untuk kembali menjadi kaisar.

Malam hari pada 18 September 1931, terjadi Insiden Mukden di mana pasukan Kwantung Jepang meledakkan jalur kereta milik Perusahaan Manchurian Selatan.

Kwantung menyalahkan insiden itu kepada Marsekal Zhang Xuellang, atau dipanggil "Marsekal Muda", di mana sang ayah "Marsekal Tua" dibunuh oleh Kwantung.

Menjadikan insiden itu sebagai pembenar, Kwantung menyerang Manchuria menggunakan artileri berat yang pernah dipakai menghancurkan barak Zhang di Mukden.

Baca juga: Rencana Konser Peringatan Mao Zedong Dibatalkan di Australia

Kenji Doihara, kepala mata-mata Kwantung, mengunjungi Puyi dan menawarkan jabatan sebagai Kepala Negara Manchurian.

24 Februari 1932, Puyi menerima jabatan sebagai Kepala Eksekutif Negara Boneka Manchukuo, dengan pelantikan resmi terjadi pada 1 Maret 1932.

Dia berkuasa dengan nama Datong. Puyi percaya Manchukuo merupakan awal dari impiannya untuk kembali meraih Tahta Naga dan menjadi Kaisar China.

Pada 1 Maret 1934, dia menjadi Kaisar Kangde untyk Manchukuo. Dia diawasi oleh staf senior Yoshioka Yasunori, yang bertindak sebagai Atase Kerajaan di Manchukuo.

Yasunori berindak sebagai mata-mata bagi Puyi, dan mengontrolnya dengan mengintimidasi dan menakutinya. Dikabarkan Puyi sempat mengalami beberapa percobaan pembunuhan.

Dia memerintah sebagai kaisar di Manchukuo hingga 15 Agustus 1945, atau saat berakhirnya Perang Sino-Jepang Kedua.

Baca juga: Kamar Pribadi Kaisar China dari Abad Ke-18 Dipamerkan di Yunani

Halaman:
Baca tentang
Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com