Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Sempat Rencanakan Pembunuhan Trump Saat di Filipina Tahun Lalu

Kompas.com - 16/10/2018, 16:16 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kelompok teroris ISIS dilaporkan sempat berusaha melakukan pembunuhan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berada di Manila, Filipina, tahun lalu.

Akan tetapi rencana pembunuhan presiden itu dapat digagalkan oleh agen dinas rahasia AS, Secret Service.

Melansir dari Newsweek, pada November 2017 lalu, Trump turut hadir dalam konferensi tingkat tinggi ASEAN yang digelar di Manila, Filipina. Pada kesempatan itu, Trump sempat bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Namun sebelum Trump tiba di Manila, agen Secret Service telah menangkap tersangka anggota ISIS yang merencanakan pembunuhan presiden.

Upaya percobaan pembunuhan yang gagal itu awalnya dirahasiakan, namun terungkap dalam tayangan khusus National Geographic pada Minggu (14/10/2018) lalu yang membahas tentang kiprah agen rahasia AS tersebut.

Program tayangan tersebut berjudul "United State Secret Service: On the Front Line".

Baca juga: Surat yang Dikirim ke Trump Disita, Diduga Beracun

Menurut tayangan tersebut, ancaman terhadap Trump pertama muncul di media sosial, sebelum presiden berangkat ke Manila.

Dalam sebuah akun twitter yang tak diungkapkan, terdapat twit yang bertuliskan, "Akan berada di Manila pada saat yang sama dengan Trump.. Saya akan melakukannya untuk rekan-rekan tim".

Postingan tersebut turut menyertakan foto Lee Harvey Oswald, pelaku pembunuhan Presiden John F Kennedy.

Sebelum Trump tiba di Filipina, ISIS juga merilis serangkaian video yang mengandung pesan ancaman kepada presiden.

Salah satunya menampilkan gambar Trump dengan banyak lubang peluru, disertai pesan yang memberitahu pelaku untuk menunggu dan menyergap sasaran.

Setelah dilakukan penelusuran ke akun Instagram pelaku, agen Secret Service menemukan salah satu foto yang memperlihatkan pelaku tengah membawa buku tentang sejarah pembunuhan.

Para agen kemudian menemukan bahwa pelaku sedang bersembunyi di pusat kota Manila, beberapa blok dari hotel tempat Trump akan menginap.

Saat itu, Trump sudah dalam perjalanan menggunakan Air Force One dan akan mendarat di Manila dalam waktu 20 menit.

Para agen pun bergerak cepat untuk menemukan pelaku dan berhasil melacaknya sedang berada di sebuah taman yang berjarak kurang dari 2 kilometer dari hotel Trump.

Halaman:
Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com