Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Pertimbangkan Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Kompas.com - 16/10/2018, 08:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia menyatakan tengah mempertimbangkan pemindahkan kantor kedutaan besar di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri Scott Morrison dalam konferensi pers, seperti diberitakan AFP Selasa (16/10/2018).

Baca juga: Israel Berencana Pindahkan Kantor UNRWA Keluar dari Yerusalem

PM yang menjabat sejak Agustus lalu itu menjelaskan, dia "berpikiran terbuka" terkait proposal untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dia menuturkan, Negeri Kanguru berkomitmen dengan solusi dua negara. Namun solusi lain harus dipertimbangkan jika tidak perkembangan yang positif.

"Anda tentu tidak bisa melakukan hal yang sama namun mengharapkan hasil berbeda," kata PM yang juga Ketua Partai Liberal itu.

Morrison menjabarkan proposal pengakuan maupun rencana pemindahan itu merupakan tindakan yang bijaksana serta persuasif yang bisa dipertimbangkan pemerintahannya.

Pernyataan mengejutkan Morrison itu terjadi beberapa hari menjelang pemilu tambahan. Morrison berniat merangkul konstituen Yahudi Sydney.

AFP melaporkan, kekalahan di pemilihan tambahan itu bisa mengurangi dominasi Partai Liberal di parlemen meski hanya satu kursi.

Ucapan Morrison mendapat kecaman dari pihak oposisi Partai Buruh melalui juru bicara bidang kebijakan luar negeri Penny Wong.

Wong menyindir PM berusia 50 tahun itu siap berkata apapun agar dirinya menang. "Bahkan jika itu harus mengorbankan kepentingan nasional Australia," katanya.

Morrison membantah jika pernyataan itu dibuat karena dia ditekan Amerika Serikat maupun demi mendapatkan suara komunitas tersebut.

"Saya membuat pertimbangan itu sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Tidak melalui diskusi dengan Presiden AS maupun pejabatnya," tutur dia.

Morrison berkuasa setelah kalangan konservatif di Partai Liberal angkat suara dan menggalang kekuatan untuk menjungkalkan pendahulunya, Malcolm Turnbull.

Ketika Turnbull berkuasa pada 2015 hingga 2018, dia menjaga sikap untuk tak mengikuti langkah AS yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Mei lalu.

AS memindahkan kedutaan besarnya setelah pada 6 Desember 2017, Trump mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Baca juga: Kedubes Pindah ke Yerusalem, AS Dilaporkan ke Mahkamah Internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com