WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkata Arab Saudi bisa saja berada di balik kasus hilangnya seorang jurnalis sejak pekan lalu.
Jamal Khashoggi tak diketahui keberadaannya sejak masuk ke dalam gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.
Dalam wawancara dengan program CBS 60 Minutes dikutip AFP Sabtu (13/10/2018), Trump berujar pihaknya bakal menyelidiki kasus itu hingga menemukan kebenarannya.
Baca juga: Kasus Jurnalis Saudi yang Hilang, Trump Bakal Telepon Raja Salman
Saat itu, Trump mendapat pertanyaan apakah dia punya pikiran bahwa Khashoggi dibunuh oleh Saudi sendiri di dalam gedung konsulat mereka.
"Sampai momen ini, mereka terus menyangkalnya dengan menggebu-gebu. Apakah pelakunya mereka? Bisa saja," kata presiden 72 tahun tersebut.
"Kami bakal menuntaskan kasus itu. Tentu bakal ada hukuman," lanjut presiden dari Partai Republik itu. Dia berkata kasus Khashoggi menjadi ramai karena dia merupakan jurnalis.
Namun, saat ditanya bentuk hukuman seperti apa yang bakal diberikan, Trump menjelaskan dia tidak berniat untuk menangguhkan penjualan senjata.
Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu memaparkan, setiap negara produsen senjata seperti Rusia atau China menginginkan pesanan Saudi.
Dia berkilah tidak ingin menghancurkan bisnis dari pabrikan senjata seperti Boeing, Lockheed Martin, Raytheon, dan menghancurkan lapangan pekerjaan yang dibuat mereka.
"Saya yakin ada banyak cara untuk memberikan sanksi. Menggunakan ucapan yang sangat keras. Itu bisa dibenarkan," beber Trump.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.