Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandai Besi di Yaman Ubah Besi Serpihan Rudal Saudi Jadi Pisau Tradisional

Kompas.com - 11/10/2018, 22:01 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

SANAA, KOMPAS.com - Para pandai besi dan pengrajin logam di Yaman mencoba mengambil manfaat dari situasi perang yang memporak-porandakan negara itu.

Mereka mengumpulkan serpihan logam sisa-sisa dari rudal yang ditembakkan Koalisi Arab Saudi, yang telah menghujani Yaman sejak 2015, dan mengubahnya menjadi pisau tradisional, jambiya.

Jambiya, merupakan pisau belati khas Yaman yang berbentuk melengkung dan banyak digunakan kaum pria sebagai simbol keberanian dan perhiasan.

Para pengrajin biasanya mendatangkan logam khusus dari luar negeri untuk membuat belati jambiya. Namun harga yang tinggi memaksa mereka mencari cara lain untuk mendapat bahan baku logam.

Baca juga: Angkatan Laut AS Cegat Pengiriman Ratusan Senjata Api di Yaman

Mereka kemudian mengumpulkan serpihan-serpihan sisa rudal tersebut atau pun membelinya dari anak-anak, petani atau siapa pun yang mengumpulkannya dari lahan pertanian dan jalan-jalan kemudian menjualnya kepada mereka.

Satu kilogram serpihan logam sisa rudal Saudi tersebut dibeli dengan harga 500 rial atau sekitar Rp 30.000. Harga itu separuh dari logam impor yang didatangkan dari Turki.

Para pandai besi di Yaman mengatakan kepada AP, usaha kerajinan pisau pernah menjadi bisnis yang menjanjikan. Namun kenaikan harga bahan baku dan penurunan pasar akibat perang telah menyebabkan para pria memiliki lebih sedikit uang untuk membeli jambiya.

Tak hanya serpihan logam sisa rudal, sejumlah pengrajin besi bahkan membeli besi rongsokan dari sisa-sisa truk atau kendaraan yang hancur akibat serangan udara untuk dijadikan bahan baku.

"Logam sisa truk menjadi bahan terbaik untuk membuat pisau karena bahannya yang kuat dan istimewa," kata Ali Ghomari, seorang pandai besi, kepada AP, dilansir The New Arab.

Pisau jambiya yang melengkung biasa menjadi hiasan atau aksesoris dengan diselipkan secara vertikal di sabuk kain dan dikenakan bersama dengan jubah dan maawaz, kain sarung yang membungkus kaki.

Bentuk gagang pisau sering mengacu pada kota pembuatan atau suku orang yang membawanya. Jenis bahan pembuat gagang bisa dari kayu, tanduk kerbau atau badak dan juga mempengaruhi harga jambiya.

Sebagai penanda status, semakin mahal jambiya yang dikenakan seorang pria maka semakin tinggi pula status pria itu.

Harga sebuah pisau jambiya baru berkisar antara 100 hingga 150 dolar, namun untuk jambiya yang telah berusia tua dan diwariskan dari leluhur dapat mencapai nilai ratusan ribu dolar atau miliaran rupiah.

Baca juga: Rudal Houthi Hantam Pasar yang Ramai di Yaman, Lima Orang Tewas

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com