WASHINGTON DC, KOMPAS.com - The Washington Post kembali melaporkan perkembangan terbaru mengenai hilangnya jurnalis asal Arab Saudi Jamal Khashoggi di Turki.
Dalam laporan Rabu (10/10/2018), Putra Mahkota Saudi sekaligus penguasa de facto Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, memerintahkan operasi untuk memancing Khashoggi kembali ke Saudi dari rumahnya di Virginia, Amerika Serikat.
Perintah itu diklaim bertujuan untuk menahan sang jurnalis pengkritik kebijakan kerajaan Saudi.
Laporan ditulis Washington Post berdasarkan intersepsi intelijen AS terhadap pejabat Saudi yang membahas rencana tersebut.
Baca juga: Trump Desak Saudi Jelaskan soal Lenyapnya Jurnalis di Turki
Keterangan intelijen itu menjadi bukti lain yang melibatkan rezim pemerintahan Saudi dalam kasus lenyapnya Khashoggi pada Selasa (2/10/2018), setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul.
Khashoggi merupakan kritikus terkemuka terhadap pemerintah Saudi dan Pangeran Mohammed.
Beberapa rekannya menyebutkan, selama empat bulan terakhir ini para pejabat senior Saudi yang dekat dengan putra mahkota telah memanggil Khashoggi untuk menawarkan perlindungan kepadanya.
Mereka bahkan menawarkan pekerjaan tingkat tinggi di pemerintahan, jika dia kembali ke negara asalnya.
Khashoggi skeptis pada tawaran tersebut. Menurut dia, pemerintah Saudi tidak akan pernah menepati janjinya untuk tidak mencelakakannya.
"Dia bilang, 'Apakah Anda bercanda? Saya tidak mempercayai mereka (pemerintah Saudi) sedikit pun'," ucap Khaled Saffuri, seorang aktivis politik yang menceritakan percakapannya dengan Khashoggi pada Mei lalu.
Saat itu, sang jurnalis menerima panggilan dari penasihat istana kerajaan bernama Saud Al-Qahtani.
Baca juga: Pejabat Turki: Jurnalis Saudi Dibunuh atas Perintah Pimpinan Tinggi
AFP mewartakan, wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Robert Palladino sebelumnya menegaskan, AS tidak memiliki peringatan dini tentang ancaman konkret terhadap Khashoggi.
"Meski saya tidak bisa membahas masalah intelijen, saya dapat dengan pasti mengatakan, kami tidak memiliki informasi sebelum hilangnya Khashoggi," katanya.
Seperti diketahui, kasus ini telah memicu kemarahan dari kelompok hak asasi manusia dan jurnalisme.
Selain itu, lenyapnya Khashoggi bisa mengancam hubungan antara Arab Saudi dan AS, yang telah menuntut penjelasan dari kerajaan atas hilangnya jurnalis itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.