WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak pemerintah Arab Saudi untuk memberikan penjelasan atas hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi di Turki.
Jurnalis asal Saudi itu diduga telah dibunuh, usai memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul pada pekan lalu.
Pemerintahan Trump makin kuat meningkatkan tekanan, seakan membalikkan keadaan yang sebelumnya hanya sedikit merespons terkait kasus lenyapnya kontributor Washington Post itu pada Selasa (2/10/2018).
Trump mengaku telah berbicara lebih dari sekali pada tingkatan tertinggi dengan pejabat Saudi. Seperti diketahui, negara tersebut merupakan salah satu sekutu terdekat AS dan pasar utama bagi industri senjata AS.
Baca juga: Tunangan Jurnalis Saudi yang Hilang di Istanbul Minta Bantuan Trump
"Kami menuntut segalanya. Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi kepada wartawan, kepada siapa pun," katanya, Rabu (10/10/2018), seperti diwartakan AFP.
"Kami sangat kecewa melihat apa yang terjadi. Kami tidak menyukainya," imbuhnya.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan asisten Trump sekaligus menantunya, Jares Kushner, telah berbicara dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman selama dua hari terakhir.
Namun, otoritas AS belum dapat mengonfirmasi klaim Turki mengenai Khashoggi yang dibunuh.
NPR mengabarkan, klaim otoritas Turki menyebutkan jurnalis tersebut dibunuh secara sadis. Seorang pejabat keamanan Turki mengatakan, dalam dua jam setelah tiba di konsulat Saudi, Khashoggi dibunuh, termasuk dengan dimutilasi.
Sementara, Washington Post melaporkan telah mendapat serangkaian cuplikan rekaman CCTV yang memperlihatkan sejumlah pergerakan dalam kasus pembunuhan atau penculikan Khashoggi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan