Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disodori Laporan PBB soal Pemanasan Global, Begini Reaksi Trump

Kompas.com - 10/10/2018, 15:15 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku belum membaca laporan terbaru PBB soal pemanasan global.

Pengakuannya itu justru menggiring opini mengenai sikap skeptisnya terhadap isu lingkungan.

Diwartakan AFP, Selasa (9/10/2018), laporan yang dirilis pada Senin lalu menunjukkan penduduk Bumi hampir kehabisan waktu untuk mencegah bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Baca juga: Tunangan Jurnalis Saudi yang Hilang di Istanbul Minta Bantuan Trump

"Laporan diberikan kepada saya, dan saya akan melihat siapa saja yang melaporkannya, kelompok mana itu," ucapnya di Gedung Putih.

"Saya dapat memberi Anda laporan yang luar biasa dan saya dapat memberi Anda laporan yang tidak begitu bagus," ujarnya.

"Tapi, saya akan membacanya, tentu saja," imbuh pria berusia 72 tahun tersebut.

Begitulah reaksi awal Trump terhadap laporan PBB, yang menyebutkan permukaan Bumi menjadi lebih panas 1 derajat Celcius, dan dapat meningkat hingga 3-4 derajat Celcius.

Sementara, pemerintahan Trump membongkar kebijakan pengurangan emisi di dalam negeri dan berkeinginan untuk membatalkan perjanjian Paris, sebuah kesepakatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

Banyak di antara anggota Partai Republik yang menilai perubahan iklim dengan keraguan.

Mereka mempertanyakan keakuratan konsesus para ilmuwan di seluruh dunia tentang tindakan manusia dalam meningkatkan suhu Bumi.

Baca juga: Trump Sebut Pertemuan dengan Kim Jong Un Digelar Usai Pemilu Kongres

Huffington Post menulis, laporan PBB itu mengutip lebih dari 6/000 rujukan ilmiah dan disatukan oleh 91 peneliti dan ediotr dari 40 negara.

"Ini tentu salah satu laporan paling penting yang pernah dihasilkan oleh IPCC, dan tentu salah satu yang paling dibutuhkan," ujarnya ketua IPCC Hoseung Lee.

"Perubahan iklim sudah memengaruhi banyak orang, mata pencaharian, dan ekosistem di seluruh dunia," katanya,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com