Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antar Anak ke Sekolah Pakai Ferrari, Pria Ini Dikucilkan

Kompas.com - 10/10/2018, 15:08 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang pria di wilayah timur China dikucilkan setelah dianggap pamer kekayaan dengan mengantar anaknya ke sekolah dengan menggunakan sebuah Ferrari.

Pria bermarga Li itu adalah ayah dari seorang murid SMP di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China.

Li juga dikenal sebagai seorang eksekutif di sebuah perusahaan properti dengan penghasilan lebih dari 4 juta yuan atau sekitar Rp 8,7 miliar setahun.

Harian City Express menyebut dengan penghasilan sebesar itu, Li tak kesulitan membeli sebuah Ferrari 488 yang dia gunakan untuk mengantar anaknya ke sekolah.

Baca juga: Buronan Kasus 1MDB Diduga Pernah Beli Ferrari untuk Kim Kardashian

Catatan pembicaraan di grup WeChat para orangtua murid mengungkapkan, Li sudah diberitahu seorang guru tentang keluhan para orangtua murid lainnya.

Guru itu mengatakan, kebiasaan Li mengantar anaknya dengan menggunakan mobil mewah itu bisa memicu kondisi tidak sehat di antara para siswa.

Sebagian besar orangtua murid mendukung sang guru dan menyarankan Li untuk menggunakan mobil yang lebih sederhana saat mengantar anaknya ke sekolah.

"Itu tidak pantas. Anda seharusnya tidak pamer meski Anda amat kaya," ujar salah satu orangtua murid.

"Jika hanya untuk mengantar anak ke sekolah, mengapa tidak menggunakan mobil biasa saja?" ujar yang lain.

Meski menghadapi banyak keluhan, Li tak mau mengganti mobil. Dia berkata telah bekerja keras dan anaknya layak mendapat yang terbaik.

"Jika ada yang  merasa sakit hati melihat orang lain mengemudikan mobil sport, maka anak-anak kalian terlalu sensitif," balas Li.

"Lagipula mengapa saya harus membeli mobil lagi hanya demi menuruti keinginan kalian?" tambah dia.

Kekerasan hati Li ternyata dibalas pengucilan dari para orangtua murid. Dia kemudian ditendang dari grup WeChat para orangtua.

"Ada apa dengan kalian?" demikian pesan terakhir Li yang tak terkirim ke grup itu.

Insiden itu memicu debat di media sosial tentang etika memamerkan uang dan harta benda.

Halaman:
Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com