Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peraih Nobel Perdamaian: Keadilan Bukan Berarti Membunuh Anggota ISIS

Kompas.com - 09/10/2018, 12:09 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian asal Irak, Nadia Murad, menginginkan agar anggota Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) diadili melalui persidangan dan bukannya dengan kematian.

Diwartakan AFP, Senin (10/8/2018), Murad merupakan salah satu dari ribuan perempuan muda minoritas Yazidi yang diculik ISIS di Irak pada empat tahun lalu.

Dia ditawan sebagai budak seks ISIS, namun berhasil melarikan diri. Sementara, perempuan dan pria yang lebih tua menghadapi eksekusi selama serangan ISIS terhadap Yazidi.

Baca juga: Nadia Murad, Bekas Budak Seks ISIS yang Raih Nobel Perdamaian

"Bagi saya, keadilan bukan berarti membunuh semua anggota ISIS yang melakukan kejahatan kepada kami," ucapnya di National Press Club di Washington DC, AS.

"Keadilan bagi saya adalah membawa anggota ISIS ke pengadilan, dan menyaksikan mereka mengakui kejahatan yang mereka lakukan terhadap Yazidi dan dihukum atas kejahatan itu secara khusus," ucapnya.

Banyak anggota ISIS yang terbunuh dalam pertempuran di Irak dan Suriah, sementara mereka yang diseret ke pengadilan biasanya diadili atas dakwaan terorisme.

Dia bersuara untuk membela orang-orang teraniaya dan korban kekerasan seksual di Timur Tengah dan seluruh dunia. Namun, dia mengaku tidak bisa melakukannya sendirian.

"Satu penghargaan dan satu orang tidak bisa mencapai tujuan tersebut. Kami membutuhkan upaya internasional," kata Murad.

"Saya menyerukan kepada semua pemerintah untuk melawan genosida dan kekerasan seksual. Dunia harus memikul tanggung jawab moral dan hukum, serta memastikan akuntabilitas yang layak dan adil," imbuhnya.

Berbicara tentang negara asalnya, perempuan berusia 25 tahun itu berharap Irak akan memiliki pemerintahan baru, setelah selama berbulan-bulan mengalami "deadlock" politik.

Baca juga: Dokter Asal Kongo dan Bekas Tawanan ISIS Raih Nobel Perdamaian

Murad bersama dengan Dokter Denis Mukwege asal Kongo berhasil menyabet Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun ini.

Komite Nobel menilai keduanya memiliki jasa yang teramat besar untuk memerangi kekerasan seksual dalam konflik bersenjata di seluruh dunia.

Mukwege meraih hadiah ini karena mendedikasikan sebagian besar waktu masa dewasanya untuk membantu korban kekerasan seksual di Republik Demokratik Kongo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com