TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh mengatakan, pernyataan Arab Saudi yang ingin menggantikan kekurangan pasokan minyak dari Teheran karena sanksi AS sebagai klaim yang berlebihan.
Menurut Zanganeh, Senin (8/10/2018), pasar minyak dunia tidak akan pernah percaya jika Arab Saudi bisa menggantikan minyak Iran.
"Pernyataan yang berlebih-lebihan seperti itu mungkin akan menyenangkan Trump (Presiden AS Donald Trump), tapi pasar tidak akan pernah percaya dengan hal itu," katanya situs kementerian, SHANA, dilansir AFP.
"Pernyataan tersebut dibuat karena adanya tekanan dari Trump terhadap pemerintah Arab Saudi. Pada kenyataannya, baik Saudi maupun negara penghasil minyak lain tidak ada yang memiliki kemampuan seperti itu," tambahnya.
Baca juga: Jalankan Sanksi, AS Bertekad Pangkas Ekspor Minyak Iran hingga Nol
Sebelumnya pada Jumat (5/10/2018), Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman mengatakan kepada Bloomberg, bahwa Arab Saudi bekerja keras untuk menutup kekurangan pasokan minyak yang ditinggalkan Iran.
Menurut putra mahkota, penjualan minyak Iran telah turun menjadi 700.000 barel per hari sejak Amerika Serikat mengumumkan mundur dari kesepakatan nuklir 2015 pada Mei lalu dan kembali memberlakukan sanksi.
Sejumlah analis mengungkapkan angka pasti ekspor minyak Iran tidak diketahui, diyakini karena mereka telah mematikan perangkat pelacakan pada kapal pengekspor minyak mereka sejak kembali diberlakukannya sanksi.
Data terakhir pada April, sebelum AS mengumumkan kembali diberlakukannya sanksi kepada Iran, jumlah ekspor minyak Teheran berada antara 2,5 hingga 2,7 juta barel per hari.
Pangeran Mohammed mengaku telah meningkatkan ekspor hingga dua barel untuk setiap barel yang hilang dari Iran.
Namun Zanganeh menyebut Saudi hanya melepas cadangan minyak mereka ke pasar dan kapasitas produksi mereka tidak mengalami peningkatan.
Sanksi terhadap sektor minyak Iran baru akan mulai diberlakukan pada 5 November mendatang, namun sejumlah negara pengimpor di Eropa dan Asia telah memangkas pembelian mereka sejak beberapa bulan terakhir atas tekanan dari AS.
Baca juga: Jika Iran Tak Boleh Ekspor Minyak, Seluruh Timur Tengah Tak Boleh
.
.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.