Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Iran Sebut PM Israel Harus Belajar Berenang

Kompas.com - 06/10/2018, 16:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

 

TEHERAN, KOMPAS.com - Salah satu jenderal senior Iran mengancam bakal menyerang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga dia melarikan diri ke laut.

Brigjen Hossein Salami, Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, menyebut Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS) telah gagal menanamkan pengaruh di Timur Tengah.

Dalam pertemuan pasukan elite di Isfahan, Salami menuturkan jet tempur Israel telah membombardir sejumlah titik di Suriah.

Baca juga: Iran: Trump Telah Mempermalukan Arab Saudi

Dilansir Newsweek Jumat (5/10/2018), serangan dilakukan setelah Israel menuduh Iran telah membangun basis bagi kelompok Lebanon Hezbollah.

Salami berkata kelompok Hezbollah, yang diyakini mempunyai 150.000 roket dan rudal, sudah cukup untuk membendung Tel Aviv.

Jenderal berusia 58 tahun itu merujuk kepada dua konflik antara Hezbollah dan Israel yang berujung kepada gencatan senjata.

Dia menyebut Israel tidak berada dalam level yang mereka anggap membahayakan karena mereka tidak mempunyai elemen nyata sebuah pemerintahan maupun negara.

"Saya berkata kepada PM Israel agar dia belajar berenang di Mediterania karena dia tidak akan mempunyai tempat melarikan diri selain ke laut," koar Salami.

Dia melanjutkan keberadaan pasukan Iran di Suriah sangat terbatas. Namun Hezbollah maupun kelompok lain yang didukung Iran berperan penting menyokong Presiden Bashar al-Assad.

Tidak hanya melawan kelompok pemberontak dalam konflik yang berlangsung sejak 2011, namun juga menghadang Turki, Israel, hingga negara Semenanjung Arab seperti Qatar dan Arab Saudi.

Tel Aviv dilaporkan telah melaksanakan lebih dari 200 serangan udara selama 1,5 tahun terakhir. Salah satu yang disorot dunia terjadi pada 17 September lalu.

Saat itu, empat jet tempur F-16 Israel menyerang Provinsi Latakia yang diduga basis Iran untuk mengirimkan senjata kepada Hezbollah.

Serangan itu membuat sistem pertahanan S-200 Suriah bereaksi dan melancarkan serangan balasan. Namun, serangan itu malah mengenai pesawat Rusia Ilyushin Il-20.

Pesawat itu jatuh dan menewaskan 15 personel militer. Kremlin menyebut Israel bertanggung jawab karena sengaja menjadikan Il-20 sebagai tameng.

Rusia lalu memutuskan mengirim sistem rudal S-300 ke Suriah, disertai peringatan dari Suriah dan Iran agar Israel tak menyerang lagi.

Netanyahu membalas dengan menyatakan bakal terus menyerang kelompok yang mempunyai hubungan dengan Iran di Suriah untuk melindungi keamanan nasional.

Baca juga: AS Kucurkan Bantuan Rp 572 Triliun ke Israel untuk Hadapi Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com