Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Tolak Donasi Rp 365 Miliar untuk Bayar Utang Malaysia

Kompas.com - 06/10/2018, 11:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan, baru-baru ini dia menolak donasi dari sebuah perusahaan.

Dilansir The Star Sabtu (6/10/2018), donasi tersebut berjumlah 100 juta ringgit atau sekitar Rp 365,4 miliar, yang dikirim ke Tabung Harapan.

Baca juga: Mahathir Bakal Buka Donasi untuk Bantu Lunasi Utang Rp 3.500 Triliun

Dalam konferensi pers Jumat (5/10/2018), Mahathir menjelaskan dia melihat sumbangan dari perusahaan yang tak disebutkan namanya itu bermuatan motif tertentu.

"Kami tidak ingin mereka memberikan uang dan mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Itu jelas perbuatan korupsi," terang Mahathir.

Tabung Harapan adalah tabungan yang dibuka setelah Dr M, sapaan akrab Mahathir, mengumumkan utang Malaysia mencapai 1 triliun ringgit atau Rp 3.654 triliun.

Dengan adanya tabungan tersebut, warga Malaysia yang berniat untuk membantu mengurangi utang negara bisa langsung memberikan donasi.

Hingga 28 September, Malay Mail memberitakan total sumbangan yang terkumpul mencapai 193,98 juta ringgit atau sekitar Rp 708,6 miliar.

Lebih lanjut, PM berusia 93 tahun itu juga mendiskusikan bagaimana caranya memberikan pendanaan kepada partai politik.

Dia menjelaskan, pemerintahan koalisi Pakatan Harapan sempat mempertimbangkan untuk mengadopsi sistem Jerman di mana pemerintah menganggarkan dana untuk partai politik.

Namun, dia dan kabinetnya melihat cara itu dianggap tak efektif karena mereka tak ingin membebani para pembayar pajak untuk membiayai parpol.

Mahathir menjelaskan, selama menjadi oposisi, Pakatan Harapan biasanya menggelar makan malam untuk menggalang sumbangan.

Namun, dia menuturkan, cara itu tak bisa lagi dipakai karena mereka kini telah berkuasa. Sebab, pengumpulan donasi bakal menjadi jalan menuju korupsi.

"Kami telah saling menegaskan tidak akan ada korupsi. Korupsi terbesar biasanya berasal dari partai politik," terang Mahathir.

Dia mengakui parpol harus didanai. Dia dan kabinetnya berulang kali mencari solusi, tetapi hingga saat ini belum ada yang cocok.

"Saat ini kami masih meninjau berbagai skenario di mana parpol bisa bertahan tanpa bantuan pihak lain," tukas Mahathir.

Baca juga: Prihatin Utang Negara, Raja Malaysia Minta Gajinya Dipangkas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com