Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Sputnik 1 Diluncurkan ke Orbit Bumi

Kompas.com - 04/10/2018, 13:56 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Rusia dikenal sebagai salah satu negara di dunia yang paling awal mencoba menaklukkan "perbatasan terakhir" yaitu angkasa luar.

Upaya negeri yang dulu menjadi tulang punggung Uni Soviet itu dimulai pada 4 Oktober 1957 ketika Sputnik 1 diluncurkan dan menjadi benda pertama buatan manusia yang mencapai orbit Bumi.

Sputnik 1 mengorbit Bumi selama tiga pekan sebelum baterainya habis. Wahana angkasa ini masih berada di orbit selama dua bulan sebelum jatuh ke Bumi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin, Manusia Pertama di Orbit Bumi

Satelit berbentuk bola logam dengan diameter 58 sentimeter itu dilengkapi empat antena untuk mengirimkan gelombang radio.

Sinyal radio yang dikirimkan Sputnik 1 bisa ditangkap dengan mudah bahkan oleh radio-radio amatir.

Dan dengan kemiringan 65 derajat dan durasinya di orbit, maka Sputnik 1 berhasil mengitari semua kawasan berpenghuni di Bumi.

Kesuksesan Uni Soviet ini amat mengejutkan Amerika Serikat dan memicu apa yang disebut sebagai "perlombaan angkasa luar" sebagai bagian dri Perang Dingin.

Misi Sputnik ini bisa dirunut ke belakang ketika pada 17 Desember 1954, ilmuwan roket Uni Soviet Sergei Korolev mengusulkan pengembangan satelit buatan kepada Menteri Industri Pertahanan Dimitri Ustinov.

Korolev mengajukan proposal ini dengan dasar leporan Mikhail Tikhonravov seorang ilmuwan teknologi angkasa luar.

Dalam laporannya, Tikhonravov menegaskan, peluncuran satelit yang dapat mengorbit Bumi merupakan tahapan yang tak bisa dihindari dalam pengembangan teknologi roket.

Usulan ini sempat lama mengendap hingga pda 29 Juli 1955, Presiden AS Dwight D Eisenhower mengumumkan, bahwa AS akan meluncurkan sebuah satelit pada Tahun Geofisika Internasional (IGY).

IGY adalah sebuah proyek internasional yang berlangsung pada 1 Juli 1957 hingga 31 Desember 1958 yang melibatkan 68 negara, termasuk AS dan Uni Soviet.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Nimbus 1 Meluncur ke Luar Angkasa

Agaknya, pernyataan Presiden Eisenhower itu mengejutkan Uni Soviet.

Sepekan kemudian tepatnya pada 8 Agustus 1955, Politbiro Partai Komunis Uni Soviet menyetujui proposal untuk membangun sebuah satelit buatan.

Perencanaan desain awal selesai pada Juli 1956 dan tujuan ilmiah yang harus dipenuhi satelit ini sudah ditetapkan.

Beberapa hal yang harus dilakukan satelit itu adalah menghitung kepadatan atmosfer dan komposisi ionnya, angin matahari, medan magnet, dan pancaran sinar kosmik.

Data-data ini harus diperoleh karena amat penting dalam pengembangan satelit buatan di masa depan.

Baca juga: Misi ke Bulan Direncanakan Lagi Setelah 45 Tahun Apollo

Pada akhir 1956, baru diketahui rumitnya desain, termasuk belum selesainya pembangunan roket pendorong R-7, membuat satelit itu tidak bisa diluncurkan sesuai jadwal.

Sehingga, pemerintah Uni Soviet mengundurkan jadwal peluncuran hingga paling lambat April 1958.

Pembangunan lokasi peluncurkan dimulai pada 20 Juli 1955 dan pada Juni 1956, mesin roket R-7 yang awalnya dirancang untuk membawa misil balistik, akhirnya digunakan untuk membawa satelit ke angkasa luar.

Peluncuran pertama dilakukan pada 15 Mei 1957. Roket berhasil terbang selama 98 detik sebelum jatuh dalam jarak 400 kilometer dari titik awal.

Sejumlah percobaan kembali dilakukan pada Juni-Juli 1957 yang diwarnai beberapa kegagalan termasuk saat roket R-7 jatuh hanya tujuk kilometer dari lokasi peluncuran.

Percobaan  berikutnya digelar pada 21 Agustus 1957 pukul 15.25 waktu Moskwa dan hasilnya amat memuaskan.

Roket berhasil terbang ke ketinggian yang diinginkan dengan kecepatan yang sesuai dengan rencana, masuk kembali ke atmosfir, dan terpisah di ketiggian 10 km setelah terbang sejauh 6.000 kilometer.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Ulang Alik Columbia Meledak

Pada 7 September 1957, percobaan kelima juga berhasil tetapi satelit "dummy" yang digunakan hancur saat kembali ke atmosfer.

Namun, roket yang digunakan untuk menerbangkan satelit ke angkasa luar dianggap sudah sempurna sehingga pemerintah yakin peluncuran berikutnya sudah bisa membawa satelit sesungguhnya PS-1.

Pada 22 September 1957, roket baru yang dinamai Sputnik tiba di lokasi peluncuran dan disiapkan untuk meluncurkan satelit PS-1.

Satelit PS-1 dirancang tidak untuk dikendalikan dan hanya bisa dipantau. Data yang diperoleh satelit akan dikumpiulkan enam stasiun pengamat yang kemudian mentransmisikannya ke NII-4.

NII-4 adalah unit riset sains di bawah Kementerian Pertahanan yang mengembangkan teknologi misil yang berpisat di Moskwa.

Akhirnya, pada 4 Oktober 1957, roket Sputnik diluncurkan di lokasi peluncuran No 1 yang kemudian dikenal sebagai Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kosmonot Wanita Pertama Dikirim ke Orbit Bumi

Secara total, satelit ini menempuh jarak 29.000 kilometer per jam dan membutuhkan waktu 96,2 menit untuk sekali mengitari Bumi.

Sinyal yang dipancarkan Sputnik dipantai operator radio di seluruh dunia hingga 21 Januari saat daya di dalam baterai transmiter Sputnik 1 habis pada 26 Oktober 1957.

Sputnik terbakar pada 4 Januari 1958 saat masuk kembali ke atmosfer Bumi setelah tiga bulan berada di orbit.

Secara total Sputnik mengelilingi Bumi sebanyak 1.440 kali dengan jarak jelajah seluruhnya mencapai 70 juta kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com