Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Negara yang Umumkan Jenis Bantuan ke Palu dan Donggala

Kompas.com - 02/10/2018, 13:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Sejumlah negara langsung menawarkan bantuan pasca-gempa dan tsunami yang melanda Palu serta Donggala, Sulawesi Tengah, pekan lalu.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjabarkan, sudah ada 18 negara yang menawarkan bantuan.

Baca juga: Ini Daftar 18 Negara yang Tawarkan Bantuan untuk Palu dan Donggala

Menurut Wiranto, tawaran diberikan mengingat eratnya hubungan yang dibangun antara Pemerintah Indonesia dan negara lain.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan negara maupun organisasi yang telah mengumumkan jenis bantuan yang bakal diberikan untuk korban gempa dan tsunami Sulteng.

1. Amerika Serikat (AS)

Presiden Donald Trump dalam konferensi pers menuturkan telah mengirim bantuan, seperti First Responder, militer, dan tim lainnya untuk menangani dampak bencana.

"Mereka terkena tsunami besar, banyak orang tidak pernah melihatnya. Tapi penduduk di dunia bagian lain kerap mengalaminya," ucapnya.

Presiden berusia 72 tahun itu melanjutkan bakal menghubungi Presiden Joko Widodo yang dipujinya sebagai pemimpin hebat.

Mengutip salah satu temannya yang meneliti bencana alam, pria berusia 72 tahun itu mengatakan, tsunami merupakan bencana paling buruk di antara bencana alam lainnya.

"Kalian menyaksikan tornado, badai, dan bencana alam lainnya yang berbeda. Tapi dia bilang, tsunami adalah yang terburuk," kata Trump.

Baca juga: Sampaikan Belasungkawa, Trump Kirim Bantuan ke Palu dan Donggala

2. Uni Eropa (UE)

Komisi Eropa mengumumkan bakal mengucurkan bantuan kemanusiaan sebesar 1,5 juta euro  atau sekitar Rp 26 miliar untuk Indonesia.

Komisioner Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis UE Christos Stylianides mengatakan, dana itu bakal membantu memberikan pasokan makanan ke masyarakat yang paling terdampak.

"Kami bertindak cepat untuk menyalurkan bantuan darurat untuk para korban bencana di Indonesia," demikian Stylianides dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Selain memberikan bantuan dana, Uni Eropa juga mengirimkan seorang pakar ke kawasan bencana untuk melakukan koordinasi upaya pemulihan yang dilakukan Uni Eropa.

Sementara itu, Uni Eropa juga sudah mengaktifkan sistem pemetaan satelit Copernicus untuk membantu pihak berwenang untuk terus memantau kawasan bencana.

Uni Eropa juga menyiagakan Pusat Kordinasi Respons Darurat (ERCC) untuk terus memantau perkembangan dan siap menyalurkan bantuan jika dibutuhkan.

Baca juga: Ini Daftar Kebutuhan Tanggap Darurat di Palu dan Donggala

3. Australia

Perdana Menteri Scott Morrison menuturkan, pemerintahannya telah menganggarkan dana awal 500.000 dollar Australia sekitar Rp 5,4 miliar.

Dilansir news.com.au, Morrison mengatakan, dana itu telah disalurkan ke Palang Merah Indonesia untuk kebutuhan medis paling mendesak, seperti kain terpal.

Dia melanjutkan, Kedutaan Besar Australia di Jakarta bakal berkoordinasi untuk menentukan bantuan apa lagi yang bisa diberikan.

"Kami mempunyai pengalaman menangani bencana di bidang tertentu," kata PM berusia 50 tahun itu kepada awak media di Perth.

Dia melanjutkan, Australia memastikan bakal mendukung Indonesia yang disebutnya negara sahabat selama masa sulit ini.

Baca juga: Tim “Trauma Healing” Kemensos Telah Tiba di Palu

4. Korea Selatan (Korsel)

Seorang pejabat anonim menjelaskan, pemerintahan Presiden Moon Jae-in bakal mengadakan rapat dengan dinas darurat pukul 17.00 waktu setempat.

Kepada Yonhap, pejabat itu menjelaskan rapat tersebut bakal membahas jenis bantuan apa yang bisa diberikan bagi korban gempa dan tsunami.

Kementerian Luar Negeri sebelumnya telah mengumumkan berencana mengucurkan dana darurat sebesar 1 juta dollar AS sekitar Rp 15 miliar.

"Kami bakal mengadakan rapat untuk menentukan bantuan apa saja yang bisa kami berikan kepada pemerintah Indonesia," kata pejabat anonim itu.

Baca juga: Moon Jae-in Kirim Belasungkawa untuk Korban Gempa Palu dan Donggala

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com