Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Tuai Protes, Erdogan Tetap Resmikan Masjid Terbesar di Jerman

Kompas.com - 30/09/2018, 12:01 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

COLOGNE, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakhiri kunjungannya ke Jerman dengan meresmikan salah satu dari masjid terbesar di Eropa.

Melansir BBC, Sabtu (29/9/2018), dia mengatakan masjid yang terletak di Cologne merupakan simbol perdamaian.

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Jerman yang tetap membangun Masjid Pusat Cologne, meski menuai protes.

"Kita perlu mengesampingkan perbedaan-perbedaan dan fokus pada kepentingan bersama," katanya.

Baca juga: Erdogan Permudah Syarat Warga Asing Mendapat Kewarganegaraan Turki

AFP mewartakan, ribuan demonstran memenui jalanan di Cologne, ketika Erdogan meresmikan rumah ibadah tersebut.

Censu, seorang pelajar asal Turki berusia 30 tahun, datang dari Swiss untuk bergabung dalam aksi protes.

"Saya ingin menjadi suara orang-orang yang tidak bisa turun ke jalan di Turki. Karena mereka telah ditangkap, dibunuh, atau ditindas," katanya.

"Erdogan menganggap apa pun yang berbeda dari pendapatnya sebagai terorisme," imbuhnya.

Namun, ada juga para pendukung Erdogan yang berkumpul di dekat Masjid Pusat Cologne yang megah. Banyak yang melambaikan bendera Turki dan mengangkat foto-foto Erdogan.

"Erdogan sangat populer karena dia telah melakukan banyak hal untuk bangsanya," kata Yusuf Simsek, seorang pendukung Erdogan di Jerman.

Kehadiran Erdogan di masjid tersebut tidak disambut oleh wali kota Cologne Henroette Reker dan menteri utama negara bagian Armin Laschet, yang menolak untuk hadir.

Kontroversial

Cologne terletak di negara bagian Rhine Utara-Westphalia, rumah bagi sejumlah besar etnis Turki yang berpindah ke Jerman debagai "pekerja tamu" dari 1960-an.

Masjid Pusat Cologne pertama kali dibuka pada 2017, setelah 8 tahun dibangun namun belum diresmikan. Masjid ini disebut sebagai masjid terbesar di Jerman.

Ukuran bangunan dirancang untuk menyerupai kuncup bunga dan dua menara yang menjulang tinggi membuat sebaian warga tidak puas.

Baca juga: Erdogan Wajibkan Transaksi Properti di Turki Gunakan Mata Uang Lira

Persatuan Islam Turki dari Institute for Religion (Ditib) yang mengatur desain kaca dan struktur itu juga bukan tanpa kontroversi.

Kelompok ini menjalankan ratusan masjid di Jerman dengan para imam yang dibayar oleh Turki.

Dikenal karena hubungan dekatnya dengan Turki itu, maka mereka mendapat sorotan dengan beberapa anggota dicurigai sebagai mata-mata pembangkang Turki yang tinggal di Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com