RI Gelar Diskusi di FAO, Bahas Problem Pasar untuk Komoditas Pertanian

Indonesia secara khusus menekankan kontribusi signifikan sektor kelapa sawit bagi pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan.

Penyelenggaraan dialog yang menjadi Side-Event pada Sesi ke-72 Komite Isu-isu Komoditas FAO tersebut mendapatkan apresiasi dari para negara anggota FAO.

Para peserta secara antusias berpartisipasi dalam sesi tanya jawab.

Mereka juga menyambut baik inisiatif Indonesia untuk terus mendorong keterbukaan akses pasar dan menghapus berbagai tantangan non-tarif bagi komoditas pertanian.

Bertindak sebagai salah satu panelis pada Pertemuan, Duta Besar Nigeria untuk FAO, Yahya Olaniran.

Olaniran menekankan pentingnya negara-negara untuk melakukan investasi dalam sarana pendukung dan infrastruktur guna peningkatan kapasitas produksi dalam negeri.

Dengan hal tersebut maka komoditas pertanian dapat menembus pasar global.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Badan-badan PBB di Roma, Jan Tombinski, memaparkan pandangan dari negara maju yang merupakan importir terbesar komoditas pertanian.

Baca juga: Hasil Pertanian Melimpah, 1.000 Ingkung Ayam Diarak Keliling Desa

Dia sekaligus menggarisbawahi pentingnya keterbukaan pasar yang diimbangi dengan keamanan pangan (food safety).

Tombinski juga menyampaikan dukungan Uni Eropa terhadap pengembangan kapasitas dan penguatan kerja sama bilateral dengan negara-negara produsen.

Selain itu, disampaikan pula paparan hasil penelitian The Global Bioenergy Partnership yang telah mengembangkan indikator pengawasan dan evaluasi aspek keberlanjutan sektor bioenergi.

Salah satunya sudah dilakukan melalui proyek percontohan di Indonesia.