Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Jika Saya Tak Terpilih, Kita Bisa Perang dengan Korut

Kompas.com - 27/09/2018, 11:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan kritikan kepada pendahulunya, Barack Obama.

Dalam konferensi pers dilansir Sky News Kamis (27/9/2018), Trump berkata Obama sempat menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) adalah masalah terbesar.

Presiden 72 tahun itu berkoar di masa pemerintahan Obama, Negeri "Paman Sam" nyaris terlibat konflik dengan negara komunis tersebut.

Baca juga: Pidatonya di PBB Disambut Tawa Pemimpin Dunia, Begini Tanggapan Trump

"Jika saya tak terpilih, kita bisa perang dengan Korut. Tidak hanya ribuan. Jutaan orang bakal terbunuh" ujar Trump.

Dia memaparkan ketika bertemu di November 2016, Trump menyatakan Obama begitu dekat untuk meletupkan konflik dengan Korut yang bisa memicu perang dunia.

Pernyataan Trump itu mendapat sanggahan dari Ned Price, mantan juru bicara dewan keamanan nasional AS di era Obama.

Kepada CNN, Price menjabarkan Kementerian Pertahanan selalu melihat kemungkinan adanya operasi militer ke negara komunis itu.

"Namun, pemerintahan Obama selalu berpegang pada analisi mendalam dari pejabat militer, intelijen, dan diplomat sebelum mengambil keputusan," tutur dia.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS itu juga menyangkal kabar yang menyatakan dia memberikan sesuatu kepada Pemimpin Korut Kim Jong Un ketika bertemu di Singapura 12 Juni lalu.

Trump berujar dia berbeda dengan Obama yang dia sebut memberikan uang tunai 1,8 miliar dollar AS, sekitar Rp 26,8 triliun, kepada Iran.

"Saya membebaskan tiga warga negara kita tanpa memberikan sepeser pun kepada mereka (Korut). Saya tak pernah memberi apapun," ujar Trump.

Dia melanjutkan, perjanjian dengan Korut untuk melaksanakan penghapusan program nuklir di Semenanjung Korea bakal membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Karena itu, dia menyatakan tidak mau terburu-buru untuk memaksa Pyongyang segera melakukan denuklirisasi sesuai jangka waktu yang ditetapkan.

"Saya punya semua waktu di dunia ini. Saya fleksibel, tak perlu mengacaukannya. Kemungkinan butuh dua tahun, tiga tahun. Saya yakin pasti tercapai," tutur Trump dikutip New York Times.

Dia juga menyatakan surat yang dia terima dari Kim merupakan "sebuah karya seni", dan keduanya tertawa ketika bertemu di Singapura.

Baca juga: Pidato Trump Ini Bikin Para Pemimpin Dunia di Markas PBB Tertawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com