Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stanislav Petrov, Pria yang Selamatkan Dunia dari Perang Nuklir

Kompas.com - 26/09/2018, 15:40 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sebagai penangkal, Uni Soviet menggelar Operasy RYaN yaitu menempatkan para agen terbaik dan para teknisi militer untuk memantau kemungkinan serangan.

Uni Soviet berharap operasi ini bisa membuat negeri itu menangkal serangan AS tetapi jika tidak maka tujannya adalah kehancuran bersama.

Pada 1 September 1983, di tengah ketegangan yang memuncak, jet tempur Uni Soviet menembak jatuh sebuah pesawat milik maskapai Korean Air yang memasuki wilayah udara Uni Soviet.

Baca juga: Korut: Provokasi AS-Korsel Bisa Mengakibatkan Perang Nuklir

Akibat insiden itu 269 orang tewas termasuk anggota Kongres AS Larry McDonald dan banyak warga negara AS yang ada di pesawat naas tersebut.

Di tengah ketegangan yang terus memuncak, pada 26 September 1983, Letnan Kolonel Stanislav Petrov sedang bertugas di bunker Serpukhov-15 dekat kota Moskwa.

Bunker itu bukan bunker biasa sebab dari sana sistem peringatan dini satelit Uni Soviet yang diberi nama sandi Oko, dikendalikan.

Petrov memiliki sejumlah tanggung jawab termasuk memantau jaringan peringatan dini serangan nuklir dan melapor ke atasannya jika terjadi kemungkinan serangan nuklir terhadap Uni Soviet.

Jika peringatan diri tersebut dikonfirmasi sebagai sebuah serangan misil maka strategi yang digunakan Uni Soviet adalah melakukan serangan balasan terhadap Amerika Serikat.

Lewat tengah malam, komputer di bunker itu melaporkan adanya sebuah misil balistik antarbenua menuju ke wilayah Uni Soviet dari Amerika Serikat.

Namun, Petrov menganggapnya sebagai sebuah kesalahan teknis karena AS akan mengerahkan ratusan misilnya dalam serangan pertama untuk melumpuhkan kemampuan Uni Soviet melakukan serangan balasan.

Baca juga: Antisipasi Perang Nuklir, Korut Lakukan Latihan Evakuasi

Hal lain yang menjadi pertimbangan Petrov adalah teknologi satelit di masa itu belum terlalu dapat diandalkan.

Alhasil, Petrov menganggap peringatan tersebut sebagai sebuah kesalahan. Tidak ada catatan jelas apakah Petrov melaporkan hal tersebut ke atasannya setelah menyimpulkan peringatan tersebut salah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com