MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim mempunyai bukti jet tempur Israel bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat intai Ilyushin Il-20 setelah tak sengaja ditembak Suriah.
Juru bicara Kemenhan Igor Konashenkov menyebut bukti itu berasal dari data radar yang berhasil direkam sistem pertahanan S-400.
Dilansir Russian Today Selasa (25/9/2018), Konashenkov menunjukkan titik-titik di radar yang ditandai dengan berbagai warna.
Baca juga: Rusia Sebut Pilot Jet Tempur Israel Sengaja Jatuhkan Pesawat Mereka
Kuning menandakan jet tempur F-16 milik Israel. Hijau merupakan pesawat Il-20 yang jatuh, sementara merah adalah sistem rudal S-200 Rusia.
Dalam gambar tersebut, ditunjukkan posisi F-16, Il-20, dan S-200 pada Senin pekan lalu (17/9/2018), atau momen tatkala pesawat Rusia itu jatuh tertembak.
"Dari gambar, terlihat jelas rudal S-200 Suriah bermaksud mengincar jet Israel," tutur Konashenkov dalam konferensi pers Senin (24/9/2018).
Namun, rudal Suriah tersebut tiba-tiba berubah jalur mengikuti jet Israel, dan bergerak menuju Il-20 yang saat itu tengah bersiap mendarat.
"Terlihat jet tempur Israel dengan sengaja menjadikan pesawat Il-20 sebagai tameng dengan terbang di belakangnya," ulas Konashenkov.
Pasca-rudal menghantam pesawat buatan Uni Soviet itu, empat jet tempur F-16 tersebut kembali melakukan patroli di kawasan udara Suriah.
Temuan itu, ujar Konashenkov, membantah klaim Tel Aviv yang menyatakan pesawat mereka segera kembali ke wilayah Israel setelah insiden terjadi.
Perwira tinggi dengan pangkat Mayor Jenderal itu menuturkan, data radar itu sudah cukup memberi bukti Angkatan Udara Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas jatuhnya Il-20.
Pesawat Il-20 jatuh dan menewaskan 15 orang personel militer di kawasan Mediterania ketika hendak kembali ke Pangkalan Udara Khmeimim.
Jatuhnya pesawat itu terjadi ketika jet tempur F-16 melaksanakan serangan udara ke Provinsi Latakia yang merupakan basis Presiden Bashar al-Assad.
Dalam argumentasi Israel, mereka melancarkan serangan untuk menghentikan peredaran senjata dari Iran menuju kelompok Hezbollah.
Konashenkov membeberkan, terdapat temuan lain di mana Israel baru memberi tahu Rusia satu menit sebelum mereka menyerang Latakia.