Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Korut, AS Sasar Iran dengan "Tekanan Maksimal"

Kompas.com - 25/09/2018, 12:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) berniat memaksa Iran untuk bernegosiai, seperti yang mereka lakukan terhadap Korea Utara (Korut).

Diwartakan kantor berita AFP Selasa (25/9/2018), pemerintahan Trump berniat untuk memberikan "tekanan maksimal" kepada Teheran.

Dalam debutnya di Sidang Umum PBB September 2017, Trump mengejek Pemimpin Korut Kim Jong Un sebagai "pria roket kecil" yang sedang dalam "misi bunuh diri".

Baca juga: Hadiri Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Iran Tak Akan Temui Trump

Ejekan itu berubah menjadi pujian bahwa Kim adalah pemimpin "hebat" pasca-pertemuan mereka di Singapura pada 12 Juni lalu.

Seorang diplomat Eropa berkata, Washington percaya pertemuan di Singapura adalah buah dari sikap tegas mereka dan ditunjang serangkaian sanksi.

"Karena itu mereka (AS) berencana melakukan hal yang sama ke Iran. Hantam dengan keras, dan bernegosiasi dalam posisi berkuasa," ujar diplomat anonim itu.

Sanksi kepada Iran sudah diumumkan pada awal Agustus dengan menyasar sektor otomotif, perdagangan emas, logam mulia, dan sebagainya.

Trump juga mengumumkan penarikan Negeri "Paman Sam" dari perjanjian nuklir yang disepakati di era Presiden Barack Obama pada 2015.

Dengan ekonomi Iran dilaporkan mulai menunjukkan penurunan, diplomat Eropa itu berujar AS berharap Iran tak punya cara lain selain mengajukan perundingan.

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menjelaskan, mereka menginginkan pemerintahan Presiden Hassan Rouhani melakukan perubahan besar dalam perilaku mereka.

Perubahan yang dimaksud adalah tudingan bahwa Teheran bertanggung jawab atas kondisi Timur Tengah yang tak stabil seperti konflik di Yaman, Suriah, maupun Irak.

"Sampai (perubahan) itu terjadi, maka kami terus melanjutkan keputusan yang disebut presiden sebagai 'tekanan maksimal'," tutur Bolton.

Behnam Ben Taleblu dari Foundation for Defence of Democracies menyebeut terdapat fakta sejajar antara Iran dan Korut dalam urusan rezim kejam dan program senjata nuklir.

"Saya percaya melakukan tekanan kepada Korut dan Iran adalah langkah yang menjanjikan sekaligus bijaksana. Namun, tentu ada halangannya," ujar Taleblu.

Mantan staf Kementerian Luar Negeri di era Obama, Thomas Countryman, menuturkan langkah Washington menekan Iran tak bakal berhasil.

Baca juga: Iran Tuding Negara Arab Sekutu AS Terkait Serangan Parade Militer

Menurut Countryman, faktor paling besar yang bakal menyebabkan kegagalan itu adalah AS tak bisa bekerja sama dengan sekutu seperti Dewan Keamanan PBB.

Selain itu, AS terlalu didikte oleh negara yang menjadi musuh Iran. "Mereka menginginkan Trump untuk terlibat konfrontasi aktif," tutur dia.

Sementara Rouhani menyatakan negaranya tak bisa dibandingkan begitu saja dengan Korut. Contoh kecilnya adalah keluarga Kim memerintah Korut lebih dari setengah abad.

Sementara Rouhani dan pemerintahannya dipilih melalui pemilihan umum. "Menjadikan Korut sebagai perbandingan dengan kami tidak tepat," kata Rouhani.

Baca juga: AS akan Tarik Pasukannya dari Suriah Jika Militer Iran Juga Keluar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com