Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Sebut Pilot Jet Tempur Israel Sengaja Jatuhkan Pesawat Mereka

Kompas.com - 24/09/2018, 18:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menyatakan, pilot jet tempur Israel melakukan kesengajaan yang berujung jatuhnya pesawat intai Ilyushin Il-20 di perairan Mediterania.

Pernyataan tersebut disampaikan juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov, sebagaimana diwartakan kantor berita AFP Senin (24/9/2018).

Dari keterangan pakar militer, Peskov menjelaskan pilot F-16 Israel sengaja mengarahkan Il-20 ke arah jalur tembak sistem rudal S-200 Suriah.

Baca juga: Kasus Pesawat Salah Tembak, Rusia Perkuat Militer Suriah

"Berdasarkan informasi yang kami terima, tindakan terencana pilot itu bisa merusak relasi Rusia dengan Israel," kata Peskov dalam konferensi pers.

Pesawat Il-20 jatuh di Mediterania Senin pekan lalu (17/9/2018) dengan membawa 15 personel militer ketika hendak pulang ke Pangkalan Udara Khmeimim.

Dari laporan pejabat Amerika Serikat, pesawat buatan Uni Soviet itu jatuh setelah tak sengaja ditembak sistem pertahanan S-200 Suriah.

Ketika insiden terjadi, empat jet tempur F-16 Israel melancarkan serangan udara ke Provinsi Latakia yang dikenal sebagai basis Presiden Bashar al-Assad.

Dalam pernyataan resmi, Tel Aviv menyebut serangan ke Latakia bertujuan untuk menghentikan pasokan senjata yang disediakan Iran kepada kelompok Hezbollah.

Insiden itu membuat Menteri Pertahanan Sergey Shoigu mengumumkan bakal memperkuat pertahanan Suriah dengan mengirim sistem rudal S-300.

Pengiriman tersebut bakal dilaksanakan dalam dua pekan ke depan. Selain itu, Kremlin juga bakal memasang perangkat pengacau sinyal.

Dengan keberadaan perangkat itu, jalur komunikasi pesawat, navigasi satelit, hingga sistem radar armada yang mencoba mengincar Suriah bakal dirusak.

Shoigu menyebut tindakan tersebut selain sebagai bentuk mendinginkan situasi yang ada, juga meningkatkan keselamatan pasukan Rusia di udara.

Moskwa awalnya sudah berniat mengirim S-300 ke Damaskus. Namun, pengiriman itu ditentang Israel. "Saat ini, situasi sudah berubah yang tentu saja bukan salah kami," ujar Shoigu.

Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov menjelaskan keputusan mengirim S-300 merupakan hak penuh Rusia, dan tidak bermaksud memberi ancaman negara lain.

Baca juga: Pesawat Rusia yang Hilang dari Radar Tak Sengaja Ditembak Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com