Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perompak Culik 12 Kru Kapal Kargo Swiss di Perairan Nigeria

Kompas.com - 24/09/2018, 16:31 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,AFP

BERN, KOMPAS.com - Sekelompok bajak laut beraksi di perairan Nigeria dengan menculik 12 kru kapal kargo asal Swiss.

Demikian pernyataan dari perusahaan kapal Massoel Shipping pada Minggu (23/9/2018), seperti diwartakan AFP.

Manajemen perusahaan menyebut, kapal MV Glarus yang terdiri dari 19 kru diserang oleh perompak pada Sabtu (22/9/2018) pagi.

Baca juga: Aktivitas Bajak Laut di Karibia Meningkat 163 Persen

Kapal kargo diketahui mengangkut gandum dari ibu kota komersial Nigeria, Lagos, menuju Pelabuhan Harcourt.

Saat diserang oleh komplotan bajak laut, kapal berada di sekitar 45 mil laut dari Pulau Bonny.

"Perompak masuk ke Glarus menggunakan tangga panjang dan memotong pagar kawat pada geladak untuk bisa masuk ke kapal," bunyi pernyataan dari manajemen perusahaan.

"Mereka menghancurkan sarana komunikasi kapal. Komplotan penjahat itu membawa 12 dari 19 kru kapal sebagai sandera," imbuh pernyataan tersebut.

Juru bicara Massoel, Patrick Adamson, mengatakan insiden itu merupakan penculikan kedua terbesar yang pernah dialami di delta minyak bagian tenggara Nigeria sepanjang tahun ini.

"Perompak biasanya tidak mengontak selama 48 jam, sehingga kami belum mendapat berita apa pun," katanya.

BBC mewartakan, 7 kru kapal yang diculik berasal dari Filipina, sisanya berasal dari Slovenia, Ukraina, Romania, Kroasia, dan Bosnia.

Baca juga: Bajak Laut di Teluk Guinea Bebaskan Kapal Tanker Beserta Para Kru

Kementerian Luar Negeri Swiss menyatakan tidak ada kru kapal yang berasal dari negaranya diculik oleh bajak laut.

Penculikan untuk meminta tebusan kerap terjadi di Nigeria, dengan orang asing dan orang berprofil tinggi Nigeria menjadi sasaran target.

Lebih dari 60 kru kapal dilaporkan diculik sepanjang tahun lalu di perairan Nigeria. Banyak orang yang ditahan dalam waktu lebih lama sehingga berpotensi meningkatkan level kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com