DAMASKUS, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak Suriah pro-Turki mempertimbangkan untuk menerima kesepakatan antara Moskwa dengan Ankara terkait wilayah Idlib.
Namun sebagian kecil kelompok radikal telah memutuskan untuk menolak kesepakatan antara Presiden Vladimir Putin dengan Recep Tayyip Erdogan.
Kesepakatan yang dicapai kedua pemimpin negara saat bertemu di Sochi awal pekan lalu, diambil untuk mencegah dilancarkannya serangan oleh rezim Suriah yang didukung Rusia ke wilayah kantong terakhir pemberontak di Provinsi Idlib.
Aliansi pemberontak Front Pembebasan Nasional (NFL), pada Sabtu (22/9/2018), menyatakan siap menerima kesepakatan untuk Idlib, namun mereka mengatakan bakal tetap bertahan.
"Kerja sama penuh kami dengan sekutu Turki dalam membantu menyukseskan upaya menyelamatkan warga sipil dari akibat peperangan," kata aliansi NFL dalam pernyataannya.
Baca juga: Ribuan Pengungsi Suriah Dikabarkan Mulai Kembali ke Idlib
"Namun kami juga akan tetap waspada terhadap segala bentuk pengkhianatan oleh Rusia, rezim (Suriah) maupun Iran," tambah pernyataan itu seperti dilansir AFP.
NFL turut mencemaskan bahwa kesepakatan yang tercapai hanya akan bersifat sementara.
"Kami tidak akan menyerahkan persenjataan kami, tanah kami atau revolusi kami melawan pemerintahan Bashar al-Assad yang didukung Iran dan Rusia," kata kelompok pemberontak.
Sementara pada Sabtu (22/9/2018) lalu, pesan yang beredar luas di media sosial dari jaringan Hurras al-Deen yang berafiliasi dengan Al Qaeda, menegaskan sikap penolakan terhadap kesepakatan yang dicapai di Sochi.
"Kami di organisasi Hurras al-Deen kembali mengumumkan penolakan kami terhadap bentuk konspirasi ini," bunyi pesan itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.