Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Terbalik di Tanzania, Presiden Perintahkan Tangkap Pengelola Feri

Kompas.com - 22/09/2018, 12:12 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

DODOMA, KOMPAS.com - Insiden kapal feri terbalik di Danau Victoria, Tanzania, pada Kamis (20/9/2018), menyebabkan setidaknya 131 penumpang tewas.

Diduga kapal feri MV Nyerere yang berangkat dari dermaga di Pulau Ukerewe di antara Pulau Ukora dan Bugolora tersebut kelebihan beban sehingga terbalik.

Pejabat setempat menyebut kapal feri nahas itu hanya berkapasitas 100 penumpang, namun keterangan saksi melaporkan kapal mengangkut lebih dari 200 orang.

Selain itu, kapal penuh dengan barang-barang karena hari terjadinya insiden merupakan hari pasar.

Atas terjadinya kecelakaan tersebut, Presiden Tanzania John Magufuli memerintahkan untuk penangkapan pengelola kapal feri karena dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas insiden itu.

"Jelas terlihat jika kecelakaan itu terjadi karena kapal kelebihan muatan. Akibat kelalaian itu, banyak nyawa menjadi korban," kata Presiden Magufuli dilansir AFP.

Baca juga: Kapal Feri Terbalik di Tanzania, 44 Orang Tewas dan Ratusan Lainnya Hilang

"Saya memerintahkan untuk dilakukan penangkapan terhadap semua orang yang terlibat dalam pengelolaan kapal feri," lanjut presiden saat diwawancara stasiun televisi TBC 1.

Magufuli juga mengumumkan pemerintahkan bakal menanggung seluruh biaya pemakaman korban.

Sementara, Gubernur Mwanza, John Mongella mengatakan telah ada sekitar 40 penumpang yang ditemukan dalam keadaan selamat.

"Saat ini operasi penyelamatan masih terus dilakukan," ujarnya, sambil menambahkan harapan untuk menemukan korban selamat semakin menipis seiring dengan waktu yang berlalu.

Jumlah pasti penumpang yang berada di kapal feri MV Nyerere saat insiden terjadi masih belum dapat dipastikan.

Badan Elektrik, Mekanikal dan Layanan Tanzania, yang turut mengurus transportasi air termasuk kapal feri, mengatakan kapal yang terbalik sudah cukup tua.

Meski laporan resmi mengenai penyebab insiden terbaliknya kapal feri belum dirilis otoritas berwenang, faktor kelebihan muatan banyak dikaitkan dengan kecelakaan semacam ini.

Pihak oposisi negara pun menuduh bahwa pemerintah telah melakukan kelalaian.

"Kami sering memunculkan kekhawatiran atas kondisi kapal feri yang buruk, namun pemerintah seolah menutup telinga."

"Kami telah berulang kali mengecam kelalaian seperti ini," kata John Mnyika, wakil sekretaris jenderal partai oposisi utama, Chadema.

"Kelebihan muatan adalah sebuah bentuk kegagalan lain dari pihak berwenang. Upaya pemberian bantuan juga tidak memadai dan terjadi penundaan dalam operasi penyelamatan," tambahnya.

Baca juga: Hendak Berlayar, Pintu Sebuah Kapal Feri Tiba-tiba Jatuh ke Laut

Kecelakaan kapal terbalik bukan hal yang tidak biasa terjadi di danau besar. Selain itu jumlah korban jiwa sering kali tinggi karena kekurangan jaket penyelamat dan fakta bahwa banyak orang yang tidak bisa berenang.

Kecelakaan kapal paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir terjadi pada Mei 1996, ketika sekitar 800 orang tewas setelah kapal feri yang mereka tumpangi tenggelam dalam perjalanan menuju Mwanza di Tanzania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com