Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Peluru Segera Beroperasi Hubungkan Hong Kong dan China

Kompas.com - 21/09/2018, 14:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,ABS-CBN

HONG KONG, KOMPAS.com - Hong Kong sebentar lagi akan makin terhubung dengan China daratan, dengan kehadiran kereta peluru pertama yang dijadwalkan beroperasi pada Sabtu (22/9/2018).

Secara total, biaya untuk membangun rel kereta cepat Express Rail Link mencapai 10,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 158,3 triliun. Kereta peluru itu akan menghubungkan Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong.

CNN mewartakan, kantor imigrasi gabungan telah dibangun di dalam Stasiun West Kowloon tersebut, sehingga penumpang dapat menghindari pemeriksaan tambahan ketika melintasi perbatasan masuk dan keluar dari Hong Kong.

Baca juga: Usai Tewaskan 30 Orang di Filipina, Siklon Tropis Mangkhut Mengoyak Hong Kong

Namun, penumpang masih memerlukan visa atau dokumen perjalanan ke China yang valid untuk dapat naik kereta itu.

Selain itu, wisatawan dapat menghindari penundaan penerbangan di China dan perjalanan ke bandara.

Tiket kereta dapat dibeli 28 hari sebelum keberangkatan di stasiun dan mesin tiket. Sementara, tiket yang dibeli melalui telepon dan online bisa dipesan 30 hari sebelumnya.

Penumpang yang berangkat dari Hong Kong, termasuk pemegang paspor asing, dapat memperoleh tiket melalui situs web online khusus.

Stasiun bagian Hong Kong akan mengikuti kebijakan China, di mana penumpang harus mencantumkan nama asli pada tiket. Penumpang juga harus menunjukkan identitas ketika pengecekan.

"Tetapi penumpang dengan nama yang lebih panjang dan tidak dapat didaftarkan oleh sistem online mungkin harus datang untuk membeli tiket di konter secara langsung," kata seorang anggota karyawan kereta.

Baca juga: Warganet China Digemparkan Struk Tagihan Makan Malam Rp 866 Juta

Melansir ABS-CBN, dalam pembangunan proyek ini, China dan Hong Kong merasa adanya manfaat logistik dan ekonomi dari beroperasinya kereta cepat.

Beberapa mengkritik, proyek kereta api menjadi simbol asimilasi China di Hong Kong.

"Saya khawatir Hong Kong tidak akan lagi menjadi Hong Kong," kata Martin Lee, seorang veteran demokrat di Hong Kong.

Terlepas dari kontroversi politik, Express Rail Link yang baru menawarkan cara alternatif untuk melakukan perjalanan ke kota-kota besar China melalui Hong Kong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,ABS-CBN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com