Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Dikabarkan Telah Menyepakati Pengiriman Senjata ke Arab Saudi

Kompas.com - 20/09/2018, 23:32 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Sebuah dokumen pemerintah menunjukkan bahwa Jerman telah menyepakati pengiriman persenjataan ke Arab Saudi.

Hal tersebut berlawanan dengan laporan sebelumnya yang menyebutkan bahwa Jerman akan menghentikan penjualan senjata ke negara-negara yang terlibat dalam peperangan di Yaman.

Otoritas Jerman telah menandatangani pengiriman empat sistem penempatan artileri, sebagaimana diungkapkan Menteri Ekonomi Peter Altmaier dalam suratnya kepada parlemen.

Pengiriman senjata tersebut termasuk mesin yang dipasang di kendaraan yang dapat menemukan lokasi tembakan musuh dan memungkinkan serangan balik yang akurat.

Ini adalah yang pertama kalinya dikirim ke Riyadh sejak Maret, saat koalisi Kanselir Angela Merkel mengumumkan larangan penjualan senjata oleh Jerman ke negara-negara yang terlibat konflik di Yaman.

Baca juga: Jerman Siap Bantu Bangun Kembali Suriah Jika...

Sebelumnya, langkah serupa juga dilakukan Spanyol yang melanjutkan rencana pengiriman 400 rudal kendali lasernya ke Riyadh, meski ada kekhawatiran akan peran Kerajaan Saudi dalam konflik berdarah di Yaman.

"Pada akhirnya keputusannya adalah untuk mengirimkan rudal-rudal ini untuk menghormati kontrak yang disepakati pemerintah sebelumnya dari tahun 2015," kata Menteri Luar Negeri Spanyol, Josep Borrell.

Madrid sempat mempertimbangkan membatalkan kesepakatan penjualan rudal dan mengembalikan dana 9,2 juta euro (sekitar Rp 159 miliar) yang sudah dibayarkan Saudi.

Organisasi non-pemerintah, Amnesty International menyebut Spanyol termasuk salah satu eksportif persenjataan terbesar ke Arab Saudi.

Organisasi itu bersama kelompok hak asasi manusia lainnya, telah mendesak kepada Spanyol untuk menghentikan penjualan senjatanya kepada Arab Saudi dan Israel, yang diyakini sering menggunakan senjata tersebut untuk melawan warga sipil.

Arab Saudi bersama dengan Uni Emirat Arab dan negara sekutu lainnya yang tergabung dalam koalisi telah mengintervensi konflik di Yaman sejak 2015, setelah kelompok Houthi mengusir pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dari ibu kota Sanaa dan menguasai sebagian wilayah negara itu.

Hampir 10.000 orang tewas selama berlangsungnya konflik yang memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia menurut PBB.

Baca juga: Spanyol Putuskan Lanjutkan Pengiriman 400 Rudal Kendali Laser ke Arab Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com