Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2018, 23:48 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pengadilan Turki menjatuhkan hukuman penjara kepada tiga mantan eksekutif dari saluran televisi yang telah ditutup karena dituduh menyebarkan propaganda teror.

Pengadilan yang digelar di Istanbul, Rabu (19/9/2018), memutuskan memenjarakan mantan pemilik Hayatin Sesi TV, Mustafa Kara dan Ismail Gokhan Bayram, serta pemimpin redaksi Gokhan Cetin.

Ketiganya telah dinyatakan bersalah atas perbuatan menyebarkan propaganda, baik terkait Partai Pekerja Kurdistan (PKK) maupun tentang kelompok teroris terlarang, ISIS.

Melansir dari AFP, ketiganya telah dijatuhi hukuman penjara tiga tahun dan sembilan bulan.

Baca juga: Facebook Hapus Jutaan Akun Palsu dan Propaganda Teroris

Hayatin Sesi TV, dianggap sebagai saluran televisi beraliran kiri yang sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Selain itu juga dianggap mendukung aksi protes pada 2013.

Stasiun televisi itu telah ditutup oleh surat keputusan darurat setelah terjadinya kudeta yang gagal pada 2016.

Kelompok-kelompok hak media, Wartawan Lintas Batas (RSF) dan Institut Pers Internasional (IPI) telah mengkonfirmasi hukuman penjara terhadap tiga jurnalis tersebut.

Semula, jaksa telah meminta agar para terdakwa dihukum setidaknya 13 tahun penjara. Namun para pendukung menyebut hukuman tersebut tidak masuk akal.

Ketiga terdakwa saat ini belum ditahan dan masih bebas selama menunggu banding. Demikian disampaikan perwakilan Turki untuk RSF, Erol Onderoglu.

"Hukuman penjara yang dijatuhkan kejam dan tidak proporsional," ujarnya.

Baca juga: Pengadilan Turki Tolak Permintaan Bebas Pendeta AS

Sementara kelompok hak media menuduh Erdogan telah menekan kebebasan berekspresi di Turki, terutama setelah terjadinya upaya kudeta yang gagal.

Namun pihak berwenang bersikeras bahwa tidak akan ada pihak yang dituntut tanpa alasan hukum yang kuat.

Menurut catatan kelompok kebebasan pers, P24, saat ini ada 183 jurnalis yang dipenjara di Turki, yang sebagian besar ditahan setelah upaya kudeta pada 2016.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com