Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2018, 13:55 WIB
Veronika Yasinta

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Penumpang transportasi publik di Jerman kini dapat merasakan naik kereta bertenaga hidrogen pertama di dunia.

Pasalnya, kereta hidrogen buatan Perancis ini resmi menempuh rute perjalanan pertamanya dari stasiun Bremervorde di Niedersachsen pada Senin (17/9/2018).

Meluncurnya kereta hidrogen ini merupakan terobosan pertama di dunia teknologi transportasi.

Seperti diketahui, Jerman terus mencari alternatif untuk mengganti keberadaan mesin-mesin diesel yang sudah tua.

Baca juga: 15 September 1935 Ditetapkan Jadi Simbol Nazi Jerman, Ini 4 Fakta Swastika

Dua mesin Coradia iLint akan menggantikan kereta diesel pada rute 100 kilometer yang menghubungkan kota Cuxhaven dan Buxtehude, dengan 14 kereta hidrogen lainnya yang akan diterapkan di seluruh negara bagian pada tahun 2021.

Mesin tipe baru diproduksi oleh perusahaan Perancis Alstom.

"Kereta hidrogen pertama di dunia memasuki layanan komersial dan siap untuk produksi berseri," kata CEO Alstom, Henri Poupart-Lafarge, saat upacara peresmian di Bremervorde.

Bremervorde nantinya akan berfungsi sebagai tempat pengisian bahan bakar.

Kereta api baru ini membawa tangki hidrogen dan sel bahan bakar di atas atap, dan menghasilkan listrik dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen. Sementara, kelebihan energi disimpan dalam baterai ion lithium.

Mesin dapat menempuh jarak sekitar 1.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar dan mencapai kecepatan maksimum 140 kilometer/jam, mirip dengan kereta diesel.

Uap, bukan asap

Tidak seperti mesin yang lebih tua, kereta api hidrogen hanya menghasilkan uap dan air cair. Produsen mengklaim, kereta api baru ini tidak bising dan biaya operasinya lebih murah.

"Tentu, membeli kereta hidrogen agak lebih mahal daripada kereta diesel, tetapi operasinya lebih murah," kata Stefan Schrank, manajer proyek.

Baca juga: Peneliti Australia Ciptakan Terobosan Bahan Bakar Hidrogen dari Amonia

Negara bagian Niedersachsen akan membayar total 81,3 juta euro atau sekitar Rp 1,5 triliun untuk proyek tersebut.

Ini sejalan dengan inisiatif jangka panjang Jerman untuk secara drastis mengurangi polusi dan meningkatkan penggunaan bahan bakar terbarukan hingga 2050.

Manajemen Alstom menyatakan, negara-negara lain juga mengincar pembelian kereta produksi mereka, termasuk Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia dan Kanada.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com