Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah "Bully", di Korsel Muncul Jasa Penyewaan "Paman Sangar"

Kompas.com - 19/09/2018, 12:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Untuk mencegah adanya perundungan (bully), para orangtua di Korea Selatan (Korsel) mulai memanfaatkan jasa penyewaan "Paman Sangar".

Diwartakan Oddity Central Selasa (18/9/2018), fenomena perusahaan yang menyewakan jasa "paman" itu dilaporkan mulai berkembang sejak awal September.

Merujuk kepada laporan Chosun Ilbo, setiap perusahaan menawarkan paket berbeda tergantung keinginan dari orangtua korban bully.

Baca juga: Di-bully, Bocah 10 Tahun Tak Melawan karena Karakter Star Wars Ini

Sebagai contoh adalah perusahaan di Yeongdeungpo-gu menawarkan Paket Paman. Yakni pria berusia sekitar 30 maupun 40-an berwajah sangar dan mengintimidasi.

Pria itu bakal mengaku sebagai paman si penyewa, dan menemaninya setiap hari selama dua pekan dengan biaya 500.000 won, sekitar Rp 6,6 juta, per hari.

Kemudian perusahaan di distrik Guro-gu menyediakan Paket Bukti. Yakni si staf bakal berusaha mengumpulkan setiap bukti adanya aksi bully dari pelaku ke klien.

Jika bukti sudah mencukupi, orangtua klien bakal menyerahkannya ke dewan sekolah sebagai bentuk keluhan resmi adanya "bullying".

Tujuan dari pengumpulan bukti itu sekolah bisa langsung memberikan solusi tanpa harus menunggu investigasi. Paket itu dibanderol 400.000 won, Rp 5,3 juta.

Paket paling mahal ditawarkan perusahaan anti-bully di Anseong. Dengan membayar 2 juta won, Rp 26,5 juta, si staf bakal menuju perusahaan tempat orangtua pelaku bully bekerja.

Setelah bertemu dengan orangtua pelaku, staf bakal menunjukkan bukti-bukti anak mereka melakukan kekerasan ke klien.

Staf bakal mencoba untuk meyakinkan orangtua pelaku bully untuk menghentikan aksi anaknya. Aksi balasan bakal disiapkan jika mereka menolak bekerja sama.

Staf bakal berdiri di lobi perusahaan, dan berteriak "orangtua pelaku bullying bekerja di perusahaan ini".

Paket itu sebenarnya bisa mempertemukan orangtua pelaku dan korban. Namun, menghindari adanya perkelahian dan kekerasan, maka biaya itu mencakup empat kunjungan ke orangtua pelaku.

Baca juga: Bela Temannya yang Di-bully, Seorang Bocah 6 Tahun Disiksa

Para orangtua mengaku mendukung adanya perusahaan anti-bully itu. Sebab, sekolah dirasa terlalu lama mengambil sikap.

Sebabnya sikap itu hanya bisa ditempuh setelah adanya pertemuan antara para guru, orangtua pelaku dan korban, pengacara, maupun dewan sekolah.

Namun, Kim Yoon-tae dari Universitas Korea menyatakan, fenomena itu sama sama melawan bully dengan menggunakan bully.

"Aksi orangtua mengambil sikap sendiri tak ideal. Satu-satuya solusi adalah mengembangkan sistem," kata Kim.

Baca juga: Keluarga Anak Balita yang Jadi Bahan Debat Emil dan Puti Kena Bully

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com