Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Rusia yang Hilang dari Radar Tak Sengaja Ditembak Suriah

Kompas.com - 18/09/2018, 12:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.comPesawat militer pengintai Ilyushin Il-20 Rusia yang hilang dari radar pada Senin (17/9/2018) malam tak sengaja ditembak jatuh sekutunya sendiri, Suriah.

Kabar itu diungkapkan seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang memahami insiden tersebut, sebagaimana diberitakan CNN pada Selasa (18/9/2018).

Pejabat anonim itu mengatakan, jatuhnya Il-20 setelah sistem pertahanan Suriah melakukan serangan balasan kepada jet tempur Israel.

Baca juga: Pesawat Militer Rusia Hilang dari Radar di Perairan Suriah

Empat jet tempur F-16 itu menggelar serangan di Provinsi Latakia. Saat membalas itulah, pesawat Il-20 yang membawa 14 personel terhantam.

Washington memahami insiden itu setelah Suriah menyiarkan panggilan radio frekuensi internasional permintaan penyelamatan.

AS kemudian menerima pesan langsung dari sebuah negara mengenai jenis pesawat yang ditembak serta situasi penembakan.

Pejabat itu tak menjelaskan negara mana yang memberikan detil pesawat. Namun, kuat dugaan negara yang menjabarkannya adalah Rusia.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pesawat buatan Uni Soviet itu menghilang di Laut Mediterania, 35 kilometer dari pantai Suriah.

Pesawat itu ditembak pukul 23.00 waktu setempat. Pejabat Kremlin menuturkan, jatuhnya Il-20 merupakan "insiden kritis tak terduga".

Dalam pernyataannya, Kemenhan Rusia menyebut ada negara yang membantu Israel menyerang Latakia yang merupakan basis Presiden Bashar al-Assad.

Salah satunya adalah Perancis. Moskwa berkata ada rudal yang ditembakkan dari kapal perusak mereka, The Auvergne.

Paris membantah tuduhan itu. Sementara AS menyatakan mereka juga tidak meluncurkan rudal apa pun ke Suriah.

Hilangnya IL-20 terjadi beberapa jam setelah Rusia menjamin tak bakal melakukan serangan di Provinsi Idlib.

Dalam pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selama 1 jam, keduanya sepakat membentuk zona demiliterisasi.

Dalam zona selebar 15-20 kilometer itu bakal dibangun jalur komunikasi antara kelompok pemberontak tersisa dan Pemerintah Suriah pada1 15 Oktober nanti.

Putin berkata, upaya itu diharapkan bakal membuat kelompok radikal seperti Front Al-Nusra untuk angkat kaki dari Idlib.

Rusia melakukan intervensi membantu rezim Assad dalam konflik Suriah pada 2015. Bersama Damaskus, mereka berniat menyerang Idlib yang merupakan basis terakhir pemberontak.

Baca juga: Pesawat Militer Jatuh di Aljazair, 200 Orang Dikhawatirkan Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com