Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres India Ini Sebut Bahasa Inggris sebagai "Penyakit"

Kompas.com - 17/09/2018, 12:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - Wakil Presiden India Venkaiah Naidu mengecam keberadaan bahasa Inggris sebagai "penyakit" warisan penjajah.

Pernyataan itu dia sampaikan ketika berpidato dalam acara Hindi Divas, atau perayaan bahasa Hindi, dilansir Daily Mirror Minggu (16/9/2018).

Wapres yang menjabat sejak Agustus 2017 itu berpidato dengan mengajak rakyat India untuk menanggalkan bahasa Inggris.

Baca juga: Kemampuan Bahasa Inggris Remaja Ini Bantu Tim Bola Keluar dari Goa

"Penyakit yang ditinggalkan Inggris ini harus kita musnahkan," kata Naidu dalam acara yang digagas Kementerian Dalam Negeri itu.

Dia menjelaskan, Hindi merupakan simbol sosio-politik dan bahasa yang menyatukan seluruh bangsa di India.

Politisi berusia 69 tahun itu berkata, berbicara menggunakan bahasa ibu bakal membuat semua orang merasa terhubung.

"Jika Anda ingin menjangkau seseorang, pahamilah mereka, maka Anda bisa mengekspresikan segala emosi Anda," terang Naidu.

Dia menuturkan, sangat mudah membeberkan apa yang diinginkan jika setiap orang menggunakan bahasa ibu.

Dia menuturkan Presiden Iran Hassan Rouhani, peraih gelar doktoral di Inggris, memilih menggunakan bahasa ibunya ketika berkunjung ke India.

Begitu juga dengan Presiden China Xi Jinping. "Karena itu sangat penting menekankan penggunaan bahasa Inggris di tempat kita sendiri," katanya.

Pidato Naidu keluar setelah komentar Perdana Menteri Narendra Modi bahwa masyarakat harus mempelajari bahasa dari berbagai kawasan.

Modi berkata, saat ini pegawai bank maupun kereta berbicara dalam bahasa Inggris sehingga menyulitkan warga yang tak bisa.

"Anda harus berbicara dalam bahasa yang bisa diketahui bersama sehingga tidak menyulitkan," kata Modi saat itu.

Baca juga: Australia Akan Usulkan Tes Bahasa Inggris bagi Penduduk Tetap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com