Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2018, 21:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Hurriyet

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berujar terdapat tantangan ketika Turki memutuskan membeli sistem rudal S-400 dari Rusia.

Pernyataan itu diungkapkan Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg di lembaga think tank konservatif Heritage Foundation di Washington, Amerika Serikat (AS).

Namun, sepeti dilansir Hurriyet Sabtu (15/9/2018), Stoltenberg mengaku tak bisa berbuat banyak karena pembelian itu merupakan keputusan Turki sebagai negara.

Baca juga: Erdogan: Turki akan Percepat Proses Pembelian S-400 dari Rusia

Politisi asal Norwegia itu menjelaskan betapa pentingnya Turki sebagai anggota NATO maupun sebagai sekutu secara geografis.

Dia memaparkan, Ankara berkontribusi besar ketika melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), maupun menerima pengungsi Suriah.

"Mereka menerima jutaan pengungsi, dan mengimplementasikan perjanjian dengan Uni Eropa untuk mengatur arus migran di Laut Aegea," ujar Stoltenberg.

Karena itu, dia mengaku memahami jika terdapat perselisihan antara Turki dan AS soal pembelian sistem pertahanan anti-serangan udara itu.

Apalagi, Kongres sempat mengesahkan undang-undang yang melarang AS menjual jet tempur F-35 ke Turki jika mereka ngotot membeli S-400.

"Pastinya ada tantangan ketika mengombinasikan S-400 dengan F-35. Saya menyambut adanya dialog untuk menyelesaikan isu tersebut," kata dia.

Mantan Perdana Menteri Norwegia 2000-2001 dan 2005-2013 itu meminta agar peran Ankara tidak dikesampingkan sebagai bagian dari NATO.

Sebelumnya, Turki telah menyepakati pembelian sistem rudal tersebut dengan membayar uang muka 2,5 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 36,5 triliun.

Rosoboronexport sebagai produsen sistem rudal berkode NATO Sa-21 Growler itu menyatakan bakal melakukan pengiriman di 2019.

CEO Rosoboronexport, Alexander Mikheev, menyebut ada tenggat waktu yang harus dipatuhi ketika meneken kontrak penjualan dengan Turki.

S-400 adalah sistem rudal yang bisa merontokkan pesawat tempur lawan dari jarak 400 kilometer dan rudal balistik dari jarak 60 kilometer.

Sistem tersebut terdiri dari radar multifungsi, sistem pendeteksi mandiri, rudal anti-serangan udara, tabung peluncur, dan kendaraan komando.

Baca juga: Bila Tetap Beli S-400 dari Rusia, India Terancam Sanksi AS

Halaman:
Sumber Hurriyet
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com