Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Selene/Kaguya, Wahana Antariksa Pertama Milik Jepang

Kompas.com - 14/09/2018, 17:45 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat boleh memiliki NASA sebagai badan antariksa miliknya. Namun, Jepang juga mempunyai badan yang sama, yaitu JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency).

Lembaga antariksa Jepang ini dibangun pada 1969 untuk pengembangan misi pengembangan antariksa. Awalnya, lembaga ini bernama Nasda (National Space Development Agency).

Pusat pengembangan antariksa itu terletak di Tanegashima, sebuah pulau sekitar 1.000 kilometer di selatan Kota Tokyo.

Pada 2003, NASA melakukan merger dengan badan antariksa NAL (National Aerospace Laboratory of Japan). Akhirnya, mereka sepakat untuk membentuk nama baru yaitu JAXA.

Pada tahap itulah Jepang memulai debutnya untuk mengembangkan beberapa misi luar angkasa yang lebih modern setelah sebelumnya berhasil mengembangkan roket peluncur.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Voyager 2, Pesawat Antariksa Pertama Capai Neptunus

Kemudian, JAXA mulai mengembangkan pesawat wahana antariksa pertamanya, Selene atau Kaguya. Pesawat ini nantinya akan digunakan untuk misi penjelajahan menuju bulan untuk kali pertama.

Selene merupakan singkatan dari Selenological and Engineering Explorer. Adapun, nama Kaguya diambil dari nama seorang putri yang berasal dari bulan, sesuai tujuannya untuk mengeksplorasi bulan.

Saat itu, misi bertujuan untuk meneliti permukaan bulan, gravitasi, dan sesuatu hal untuk menguak asal muasal dan evolusi bulan.

Selene atau Kaguya juga akan menyelidiki seluruh bulan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi unsur dan mineralnya, geografi, struktur permukaan dan bawah permukaannya, sisa medan magnetnya, dan medan gravitasinya.

Hasilnya diharapkan mengarah pada pemahaman keseluruhan yang lebih baik tentang evolusi bulan.

Selene Kaguyaglobal.jaxa.jp Selene Kaguya

Wahana ini dilengkapi orbiter dan dua satelit, serta dilengkapi 14 alat pengamatan. Peralatan pengamatan yang dipasang pada satelit yang mengorbit akan mengamati plasma, medan elektromagnetik, dan partikel berenergi tinggi.

Orbiter Selene memiliki berat 3 ton dengan ukuran panjang 2,1 meter, lebar 2,1 meter, dan tingginya 4.8 meter. Wahana ini akan melakukan tugasnya dengan diposisikan 100 kilometer di atas permukaan bulan.

Sedangkan satelitnya memiliki berat 50 kilogram dengan ukuran panjang 1 meter, lebar 1 meter, dan tingginya 0.65 meter.

Dilansir dari situs jaxa.jo, pada 14 September 2007, pesawat ulang alik Selene mulai diluncurkan melalui Pusat Antariksa Tanegashima.

Pada pukul 10.31, dengan menggunakan roket H-11A, Selene mulai diluncurkan menuju orbit geostasionernya di bulan. Selene/Kaguya tercatat sebagai wahana luar angkasa pertama milik Jepang.

Pada Februari 2009, Selene Kaguya turun dari ketinggian 50 kilometer, kemudian turun dari 10-30 meter di dataran rendah Perilune.

Sampai akhirnya, Selene/Kaguya bergeser ke sisi terjauh dengan 80,5 derajat bujur timur dan 65,5 derajat lintang selatan dari bulan.

Kompas TV Menyambut fenomena gerhana bulan total komunitas astronomi di Bandung, Jawa Barat mempersiapkan sejumlah peralatan untuk memantau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com