KOMPAS.com - Amerika Serikat boleh memiliki NASA sebagai badan antariksa miliknya. Namun, Jepang juga mempunyai badan yang sama, yaitu JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency).
Lembaga antariksa Jepang ini dibangun pada 1969 untuk pengembangan misi pengembangan antariksa. Awalnya, lembaga ini bernama Nasda (National Space Development Agency).
Pusat pengembangan antariksa itu terletak di Tanegashima, sebuah pulau sekitar 1.000 kilometer di selatan Kota Tokyo.
Pada 2003, NASA melakukan merger dengan badan antariksa NAL (National Aerospace Laboratory of Japan). Akhirnya, mereka sepakat untuk membentuk nama baru yaitu JAXA.
Pada tahap itulah Jepang memulai debutnya untuk mengembangkan beberapa misi luar angkasa yang lebih modern setelah sebelumnya berhasil mengembangkan roket peluncur.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Voyager 2, Pesawat Antariksa Pertama Capai Neptunus
Kemudian, JAXA mulai mengembangkan pesawat wahana antariksa pertamanya, Selene atau Kaguya. Pesawat ini nantinya akan digunakan untuk misi penjelajahan menuju bulan untuk kali pertama.
Selene merupakan singkatan dari Selenological and Engineering Explorer. Adapun, nama Kaguya diambil dari nama seorang putri yang berasal dari bulan, sesuai tujuannya untuk mengeksplorasi bulan.
Saat itu, misi bertujuan untuk meneliti permukaan bulan, gravitasi, dan sesuatu hal untuk menguak asal muasal dan evolusi bulan.
Selene atau Kaguya juga akan menyelidiki seluruh bulan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi unsur dan mineralnya, geografi, struktur permukaan dan bawah permukaannya, sisa medan magnetnya, dan medan gravitasinya.
Hasilnya diharapkan mengarah pada pemahaman keseluruhan yang lebih baik tentang evolusi bulan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan