Xinjiang disorot setelah organisasi Human Rights Watch merilis laporan akhir pekan lalu bahwa warga minoritas di sana jadi obyek pemeriksaan keamanan dan pengawasan.
Dari wawancara 58 warga minoritas, otoritas melakukan pengawasan menggunakan peralatan berteknologi tinggi.
Antara lain menggunakan biometrik dan pengumpulan DNA untuk mengidentifikasi dan melacak warga di Xinjiang.
Bahkan, beberapa keluarga harus memasang QR Code di rumah mereka sehingga aparat berwajib bisa mengetahui identitas semua yang ada di dalam.
Sejak beberapa tahun terakhir, di Xinjiang kerap meletus kekerasan yang ditumpas dengan tindakan keras pemerintah.
Pemerintah China menuduh kelompok militan Islam dan kalangan separatis sebagai pihak yang berada di balik berbagai kekerasan itu.
Berdasarkan harian lokal Global Times, pemerintah sekadar berusaha untuk mencegah agar Xinjiang tidak berubah menjadi "Suriah-nya China" atau "Libya-nya China".
Baca juga: Mengenal Muslim Uighur di China, Siapa Mereka?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.