Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2018, 23:49 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

HANOI, KOMPAS.com - Pemerintah Vietnam mendesak kepada warganya untuk berhenti atau setidaknya mengurangi konsumsi daging anjing karena dianggap menodai citra kota dan berisiko menyebarkan rabies.

Melansir dari AFP, menu masakan olahan daging anjing masih populer dan banyak ditemui di pasar hingga rumah makan di seluruh pelosok ibu kota.

Warga setempat kerap menyantap masakan daging anjing dalam beraneka macam olahan, dengan ditemani minuman anggur beras atau bir.

Namun pada Selasa (11/9/2018), Komite Rakyat Hanoi memperingatkan kepada warganya untuk mulai menghentikan kebiasaan mengonsumsi daging anjing untuk mencegah penyebaran rabies maupun penyakit hewan lainnya.

Baca juga: Cuaca Panas di Korea Utara, Masakan Daging Anjing Paling Banyak Dicari

Selain itu, mereka juga mendesak penghentian konsumsi daging kucing, yang sering dijuluki dengan "harimau kecil" di Vietnam. Meski tidak sepopuler daging anjing, masakan olahan daging kucing masih dapat ditemui di sejumlah wilayah pedesaan.

"Praktik membunuh hewan sering kali dilakukan dengan kejam dan pemerintah kota mengharapkan hal itu dapat dihapus secara bertahap," kata komite tersebut dalam pernyataannya.

Ditambahkannya, hal tersebut juga demi menjaga reputasi Hanoi sebagai modal menuju kota yang beradab dan modern di antara turis asing, karena banyak yang telah menganggap anjing dan kucing bukan sebagai hewan konsumsi.

"Perdagangan, pembunuhan dan pemanfaatan daging anjing dan kucing telah menimbulkan reaksi negatif dari wisatawan dan ekspatriat yang tinggal di Hanoi," lanjutnya.

Masih terdapat 1.000 toko di Hanoi yang diketahui menjual daging anjing maupun kucing.

Sementara dilaporkan telah ada tiga orang yang meninggal karena rabies di Hanoi sepanjang tahun ini dengan dua lainnya dikonfirmasi terinfeksi penyakit tersebut.

Hanoi telah menjadi salah satu kota tujuan wisatawan yang senang berpetualang dan mencoba aneka masakan ekstrem, mulai dari daging katak, embrio bebek, hingga daging penyu.

Baca juga: Ingat, Daging Anjing Bukan Bahan Pangan untuk Dikonsumsi!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com