Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mata-mata Pasang Perekam di Penis Saat Bertemu Ayah Kim Jong Un

Kompas.com - 07/09/2018, 15:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang mantan mata-mata Korea Selatan (Korsel) bercerita pertemuannya dengan mendiang Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Il.

Park Chae-seo memulai karirnya di bidang intelijen pada 1990 dengan tugas mengumpulkan informasi sial program senjata nuklir Korut.

Dia berkawan dengan pakar nuklir China keturunan Korea yang, demi imbalan uang, membeberkan negara komunis itu sedang mengembangkan senjata level dua.

Baca juga: Agen Wanita Korut yang Ledakkan Pesawat Korsel Beberkan Kisahnya

Di 1995, dia bergabung bersama Dinas Nasional Perencanaan Keamanan (ANSP), dan ditempatkan dengan nama sandi Black Venus.

Di ditempatkan di Beijing, China, dan bekerja bagi perusahaan Korsel pengimpor barang Korut yang disamarkan sebagai produk pertanian.

Dilansir Daily Mail, dia mulai membuka jaringan dengan sejumlah informan Korut, dan memberikan barang mewah kepada kepala dinas rahasia Korut saat itu.

Karirnya mulai menanjak ketika diduga, dia membantu pembebasan utang keponakan Jang Song Thaek, paman Pemimpin Korut saat ini Kim Jong Un.

Keluarga Jang yang berterima kasih mengundang Park ke Pyongyang. Saat itu, dia bertindak sebagai pengusaha yang sedang mencari lokasi untuk keperluan syuting film komersial.

Dia berhasil mengamankan izin melakukan syuting dengan dinas pariwisata Korut senilai 4 juta dolar Amerika Serikat (AS).

Saat itu, Korut sedang dilanda krisis karena pembeli utama produk mereka, Uni Soviet, runtuh sehingga mereka sangat butuh dana.

Izin syuting itu mencakup lokasi seperti kawasan yang disebut keramat bagi rakyat Korea, Gunung Paektu, serta resor wisata Gunung Kumgang.

Sepanjang proses syuting, Park mengaku membantu keluarga penguasa untuk menjualkan keramik antik celadon hijau pucat dari Korut menuju Korsel.

Sering, dia diajak untuk pergi ke sebuah tempat di Gunung Myohyang untuk mengambil keramik yang ditaksir nilainya miliaran dolar AS.

Puncaknya di 1997, dia diajak ke Rumah Singgah Paekhwawon, di mana mendiang Kim Jong Il sering bekerja hingga larut malam.

Baca juga: Mantan Agen Wanita Korut: Sikap Bersahabat Korut Palsu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com