Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Minta Identitas Penulis Artikel Kontroversial Segera Diungkap

Kompas.com - 07/09/2018, 12:28 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump, Kamis (6/9/2018), meminta harian The New York Times mengungkap "pengecut" penulis artikel yang menyeret Gedung Putih ke krisis yang lebih dalam.

"Tak ada yang tahu siapa dia. Seorang gen yang mengelabui pemilih untuk mengusung agenda rahasia mereka adalah ancaman untuk demokrasi," kata Trump di hadapan pendukungnya di Billings, Montana.

Demi keamanan nasional, ujar Trump, harian tersebut harus mempublikasikan nama pejabat penulis artikel sebelum memerintahkan jurnalis melakukan investigas.

Baca juga: Seorang Senator Usulkan Amandemen Ke-25 untuk Lengserkan Trump

Sementara itu, di internet dan Washington DC, adu tebak sudah dimulai terkait sosok penulis artikel yang diterbitkan The New York Times itu.

Alhasil, hampir semua pejabat kabinet pemerintahan Trump membantah sebagai sosok penulis artikel kontroversial itu.

Wapres Mike Pence, Menlu Mike Pompeo, Menhan Jim Mattis dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats adalah beberapa pejabat yang menyangkal.

"Wapres selalu menyematkan namanya jika membuat artikel. @nytimes seharusnya malu demikian juga orang yang menulis artikel tak logis, salah, dan pengecut ini," kata juru bicara wapres, Jarrod Agen lewat akun Twitter-nya.

"Kami jauh di atas aksi amatir semacam ini," tambah Agen.

Artikel itu muncul tak lama setelah publikasi cuplikan buku terbaru jurnalis kawakan Bob Woodward.

Di dalam buku barunya itu, Woodward menyebut Gedung Putih di bawah kendali Trump amat kacau dan seperti sebuah "kota yang gila".

Trump merespon dengan serangkaian cuitan yang mengecam penulis artikel tersebut. Bahkan, ibu negara Melania Trump juga harus ikut berkomentar.

"Untuk penulis tajuk rencana, Anda tidak melindungi negeri ini, Anda justru menyabot negeri ini dengan perbuatan pengecut ini," kata Melania.

Keributan ini sampai ke teligan Menlu Mike Pompeo dan Menhan Jim Mattis yang sedang berada di New Delhi, India.

Pompeo bahkan menyebut publikasi The New York Times itu sebagai hal yang menyedihkan dan mengganggu.

"Saya berasal dari tempat di mana jika Anda tidak dalam posisi untuk mengikuti perintah, maka hanya ada satu pilihan, yaitu harus pergi," kata Pompeo.

Baca juga: Wapres AS Bantah Jadi Penulis Rencana Memakzulkan Trump

Sementara itu, James Dao yang bertanggug jawab atas halaman opini The New York Times mengatakan kepada CNN bahwa dia menerima  artikel itu beberapa hari lalu lewat seorang perantara.

"Namun, saya sudah berbicara langsung dengan sang penulis," kata Dao.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com